Hotel Oranje: Jejak Sejarah di Kota Makassar

Hotel Oranje adalah salah satu bangunan bersejarah yang pernah berdiri di Makassar. Hotel ini terletak di Hoge Pad, yang kini dikenal sebaga...

Hotel Oranje adalah salah satu bangunan bersejarah yang pernah berdiri di Makassar. Hotel ini terletak di Hoge Pad, yang kini dikenal sebagai Jalan Ahmad Yani. Dalam sebuah foto yang diambil pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, tampak bangunan utama hotel bergaya Indis, sebuah arsitektur kolonial yang khas dengan pilar-pilar megah. Pada fasad bangunan, jelas terlihat tulisan "Hotel Oranje", yang menandakan identitasnya sebagai salah satu penginapan ternama pada masanya.

Di samping bangunan utama, terdapat bangunan bertingkat yang kemungkinan besar digunakan sebagai fasilitas tambahan bagi para tamu. Keberadaan Hotel Oranje menunjukkan perkembangan Makassar sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan penting di Hindia Belanda, yang kerap dikunjungi oleh para pedagang, pejabat kolonial, dan wisatawan dari berbagai penjuru. Dengan gaya arsitektur Indis yang megah, hotel ini menjadi simbol kemewahan dan kemajuan kota pada zamannya.

Memasuki dekade 1920-an, bentuk bangunan Hotel Oranje mengalami perubahan yang cukup signifikan. Gaya Indis yang sebelumnya mendominasi diubah menjadi arsitektur Art Deco, gaya yang populer pada awal abad ke-20. Dalam sebuah foto dari periode tersebut, terlihat bahwa meskipun tampilan hotel telah diperbarui, tulisan "Hotel Oranje" tetap dipertahankan di fasad bangunan, menunjukkan kesinambungan identitasnya di tengah perubahan zaman.

Hotel Oranje kemudian mengalami perubahan nama menjadi Grand Hotel Makassar. Transformasi ini mencerminkan modernisasi kota Makassar yang terus berkembang sebagai pusat ekonomi dan budaya di kawasan timur Indonesia. Sebagai hotel yang menjadi saksi perjalanan sejarah, Grand Hotel Makassar kemungkinan tetap menjadi tempat menginap bagi para pelancong dan tokoh-tokoh penting yang datang ke kota ini.

Selain sebagai tempat penginapan, Hotel Oranje juga diduga menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Makassar. Pada masa kolonial, hotel-hotel besar seperti ini kerap menjadi lokasi pertemuan bagi para pejabat Belanda dan tokoh masyarakat setempat. Tidak menutup kemungkinan bahwa berbagai diskusi dan kesepakatan bisnis terjadi di dalam dinding megah hotel ini, mengingat posisinya yang strategis di pusat kota.

Setelah kemerdekaan Indonesia, banyak bangunan peninggalan kolonial diubah fungsinya atau bahkan dihancurkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan kota yang semakin modern. Nasib yang sama juga dialami oleh Hotel Oranje. Meski namanya berubah menjadi Grand Hotel Makassar, pada akhirnya hotel ini tidak lagi beroperasi dengan nama tersebut. Lambat laun, bangunan ini kehilangan kejayaannya dan akhirnya menghilang dari lanskap kota Makassar.

Kini, jejak Hotel Oranje hanya dapat ditemukan dalam dokumentasi foto dan catatan sejarah. Namun, keberadaannya tetap menjadi bagian penting dalam narasi perkembangan arsitektur dan perhotelan di Makassar. Jika dibandingkan dengan beberapa kota lain di Indonesia yang masih mempertahankan hotel-hotel bersejarah mereka, Makassar telah kehilangan salah satu warisan kolonialnya yang berharga.

Meskipun demikian, cerita tentang Hotel Oranje tetap menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat dan para peneliti sejarah. Bangunan ini bukan hanya sekadar hotel, tetapi juga simbol dari masa lalu yang mencerminkan perkembangan kota Makassar dari era kolonial hingga kini. Keberadaannya memberikan gambaran tentang bagaimana kota ini tumbuh dan berubah seiring dengan perjalanan waktu.