Candi Songgoriti Batu Malang, Dulu Terkenal Sekarang Dilupakan

Candi Songgoriti Batu Malang, Dulu Terkenal Sekarang Dilupakan – Sahabat Travelerts pada kesempatan kali ini Berkahirpekan akan share artikel mengenai wisata sejarah yang ada di Kota Wisata Batu Malang, ya namanya candi Songgoriti.
Kota Batu memiliki belasan obyek wisata menarik untuk dikunjungi. Selain memiliki obyek wisata buatan yang sudah dikenal, seperti Jatim Park, Batu Night Spectaculer (BNS), dan taman bunga Selecta, masih ada obyek wisata alam berupa coban (air terjun) Di sisi lain, kota yang dikelilingi Gunung Panderman dan Arjuno ini juga memiliki obyek wisata sejarah berupa Candi Songgoriti di Jl Songgoriti Desa Songgokerto. Konon, candi ini merupakan tempat pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes. Cerita lainnya, di candi ini Empu Sendok, Empu Gandring, dan Empu Supo mencuci keris kesaktiannya. Jika wisatawan datang ke candi itu, bakal mendapatkan banyak cerita sejarah kerajaan sebelum Indonesia menjadi republik dari Harioto (50) juru kunci candi. Pengetahuan Harioto sebagian besar dari para leluhurnya, yang juga menjadi juru kunci candi sebelumnya. Ia sendiri merupakan juru kunci ke tujuh. Sebelumnya ada Mbah Sairuh, Mbok Paitun, Mbok Rumina, Arjo Poeslan, Parlan, dan Supardi.










Dari penuturan Harioto, candi yang terlihat saat ini merupakan pucuknya saja. Diyakini, candi itu sebenarnya memiliki panjang 180 meter dan lebar 60 meter. Sayangnya, candi itu tidak digali. Bahlan, berjarak sekitar 10 meter telah berdiri hotel Songgoriti. "Candi ini tertua dan terbesar di Indonesia, tidak tahu mengapa tidak digali lagi,” ujar Harioto yang juga menunjukkan bentuk bangunan lain di sekitar candi dan diyakini candi itu terpendam tanah, Anehnya lagi, di bawah candi, tepatnya di pucuk candi terdapat tiga sumber mata air. Satu sumber air panas dengan 47 derajat celsius,  sumber air dingin, dan tepat di ujung bangunan candi terdapat air belerang. Air belerang ini merupakan tempat para empu menyuci keris. Keyakinan adanya kekuatan dalam candi itu, mengundang para pejabat maupun calon kepala daerah selalu datang ke sana. Kata Harioto, mereka datang tengah malam ingin mandi kembang dengan air panas. Setelah itu, mereka melakukan ritual supaya keinginannya tercapai.










Biasanya, mereka yang datang untuk ritual selalu muncul setiap hari Selasa kliwon, Jumat kliwon, dan kamis kliwon. Sebelum datang, mereka minta dibelikan bahan-bahan untuk tirual, seperti bunga untuk mandi. "Tanggal 23 Juni lalu, raja se-Nusantara dan dari negara lain datang. Mereka kagum dengan tiga sumber mata air yang memiliki suhu berbedam meskipun jaraknya tak lebih dari 1 meter,” katanya. Bagi warga Songgoriti, keberadaan candi itu memiliki arti sendiri. Setiap malam tanggal satu suro dan ba’da (setelah) Maulid Nabi Muhammad, warga melakukan selamatan membuat jenang suro lalu menggelar wayangan. Untuk Ba’da maulid biasanya digelar pada hari Selasa kliwon (penanggalan jawa).
Candi Songgoriti terletak di dekat Taman Rekreasi Tirta Nirwana Songgoriti, masyarakat setempat kerap menyebutnya Candi Supo. Meskipun berdekatan dengan tempat wisata, tidak banyak orang pergi kesana karena kebanyakan fokus wisatawan adalah untuk datang ke Taman Songgoriti ataupun Hotel Songgoriti. Candi ini pertama kali ditemukan oleh Van I Isseldijk pada tahun 1799, saat ditemukan pertama kali, kondisi canci masih berupa bebatuan yang berserakan. Baru kemudian hampir 50 tahun kemudian pada 1849 seorang Arkeolog Belanda yang bernama Rigg melakukan renovasi. Namun renovasi itu masih berupa pencatatan. Karena renovasi besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1921 oleh Knebel. Candi Songgoriti seperti karakteristik Candi di Jawa Timur candi-candi yang dibangun pada umumnya tidak terlalu luas. Dimensi Candi Songgoriti sebesar 14.36 m x 10.10 m dengan tinggi 2.44 m.

















Menurut sejarahnya, kisah Candi Songgoriti ini berawal dari keinginan Mpu Sindok yang ingin membangun tempat peristirahatan bagi keluarga kerajaan di pegunungan yang di dekatnya terdapat mata air. Seorang petinggi kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Mpu Sindok untuk membangun tempat tersebut. Mpu Supo kemudian menemukan sebuah tempat di kaki gunung yang merupakan tempat yang pas karena air sumber mengalir sepanjang tahun. Dan lokasi inilah sebuah candi dibuat dan diberi nama Candi Supo. Di kawasan ini pula, kabarnya juga merupakan tempat pembuatan keris. Dalam Prasasti Sanguran disebut jelas jika Raja memerintah Mpu Sindok untuk menjadi Desa Sanguran sebagai tempat pandai besi atau logam. Candi ini memilik hal yang sangat unik, ditengah candi terdapat sumber yang dikelilingi sumber mata air panas, di tengah-tengahnya menyembul sumber air mata dingin. Keanehan itu konon dikarenakan kekuatan logam Mpu Sindok yang dahsyat saat dicuci membuat sumber air yang ada bertemperatur rendah dan dingin. Sehingga lambat laun air di sumber ini berubah menjadi panas.
Fungsi dari Candi Songgoriti belum bisa dipastikan, diprediksi andi Songgoriti adalah tempat pemujaan atau ritual tertentu, mengingat didalam bilik candi ini terdapat sumber air panas yang mengandung belerang, yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Sampai sekarang, sumber air ini dimanfaatkan sebagai sumber air pemandian yang letaknya tidak jauh dari Candi Songgoriti. Tak seperti kawasan wisata lainnya di Batu, untuk masuk melihat Candi Songgorti tidak dipungut biaya. Biaya hanya anda keluarkan saat berendam di sumber panas alami yang ada di sana. Bisa juga anda berendam di kamar khusus dengan tarif yang berbeda.
Letak Candi Songgoriti
  • Jl. Trunojoyo No.36, Songgokerto, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65312
Video Candi Songgoriti
Demikianlah artikel mengenai Candi Songgoriti Batu Malang, Dulu Terkenal Sekarang Dilupakan, semoga artikel ini dapat memeberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[bp]