Kete Kesu Toraja, Kampung Adat Tongkonan Fantastis Di Sulawesi Selatan

Kete Kesu Toraja, Kampung Adat Tongkonan Fantastis Di Sulawesi Selatan – Sahabat Travellers, Pada kesempatan kali ini Berakhir Pekan Akan Share Informasi mngenai Kete Kesu, Perkampungan Adat Tongkonan di Toraja Utara, Sebelumnya Telah Dibahas mengenai Gua Londa Toraja Utara. Liburan ke Tana Toraja kurang lengkap kalo enggak main ke desa adat. Ini dia salah satu desa adat yang bisa traveler kunjungi, Kete Kesu.
Kete Kesu menjadi salah satu desa adat yang ada di Toraja. Biaya masuknya hanya Rp 10.000 per orang. Lokasinya 5 km dari Rantepao. Apa saja yang bisa dilihat di sini? Banyak banget! Di desa ini masih berdiri tongkonan asli dari jaman leluhur. Tongkonan adalah rumah adat asli Toraja. Ciri khas tongkonan terlihat jelas dibentuk atap yang menyerupai perahu. Ini menjadi trademark yang selalu orang toraja gunakan. Traveler bisa lihat tongkonan asli dari atapnya yang masih menggunakan sabut dan ditumbuhi oleh tanaman. Tak seperti di kota yang sudah menggunakan bambu atau genting untuk atap tongkonan. Di depan tongkonan ada alang atau lumbung yang dibangun berhadapan. Ini menjadi kompas bagi masyarakat, tongkonan di utara sedangkan alang diletakkan di selatan. Begitu masuk ke area tongkonan, traveler akan melihat patung kepala kerbau dipajang di atas rumah. Ada yang berwarna putih, hitam dan belang atau biasa disebut bule. Lambang kepala kerbau memiliki arti kemakmuran dan kekayaan. Ini juga menjadi status sosial orang Toraja di masyarakat.





Bukan hanya tongkonan, alang pun memiliki lambang ayam dan matahari di atas bangunan. Ini juga menjadi tanda kelimpahan pada lumbung. Oiya tongkonan juga memiliki nama. Nama tongkonan akan diberikan sebelum dibangun atas musyawarah dari tetua adat. Nama tongkonan ini diberikan keturunan nenek moyang dan berpasangan lho!. Tanduk-tanduk kerbau tergantung rapi di depan tiang tongkonan. Ini sebagai penanda bahwa yang empunya rumah sudah melakukan banyak pesta. Buat traveler yang mau tau lebih banyak soal adat bisa datang langsung ke museumnya. Museum ini terletak di bawah tongkonan dan dikelola oleh perseorangan. Karena koleksinya juga milik leluhur dari satu keluarga, akan lebih baik jika traveler membayar uang retribusi seikhlasnya. Mereka akan dengan senang hati menjelaskan rinci semua tentang adat Toraja.
Nah, ini yang jadi incaran kubur tebing orang Toraja. Orang Toraja memang terkenal karena proses penguburan yang tidak biasa. Bukan dimasukkan ke tanah tapi di dalam tebing. Setelah mengenal agama, masyarakat Toraja tidak lagi menggantung peti di atas tebing. Peti mati hanya dimasukkan ke dalam gua. Toko Suvenir yang menjual berbagai macam kerajinan tangan khas Toraja Jalan-jalan pasti tidak jauh dari buah tangan. Ada sederet toko suvenir yang menghiasi desa ini. Traveler bisa puas belanja karena harganya lebih murah dibandingkan dengan yang di kota.  Liburan sambil mengenal budaya Indonesia, selamat datang di Tana Toraja.





Kete Kesu terletak di sebelah selatan Rantepao, letaknya tidak jauh dari Rantepao, hanya sekitar 4 km. Dari Rantepao berkendaralah ke arah selatan, kemudian ada plang penunjuk jalan menuju Kete Kesu, beloklah ke kiri. Pemandangan menuju ke Kete Kesu sangatlah indah, bukit-bukit dan sawah terhampar disana. Biaya masuk bagi wisatawan ke Kete’ Kesu adalah Rp10 ribu per orang. Objek wisata Kete’ Kesu adalah sebuah kompleks rumah adat Toraja yang disebut tongkonan dan pemakaman di tebing. Begitu masuk langsung terlihat deretan tongkonan yang unik. Kami pun berfoto-foto dengan berbagai pose. Salah satu tongkonan disana dijadikan museum, tapi pada saat itu masih belum buka. Kami lalu berjalan ke arah belakang menuju tebing tempat pemakaman. Di kanan kiri jalan terdapat kios-kios yang menjual souvenir khas toraja. Nanti harus mampir kesitu nih… Oya, jika ingin melihat kerbau belang juga ada disini. Ada sebuah kandang yang berisi satu kerbau belang. Saya pun berfoto-foto sama kerbau ini. Kerbau belang adalah salah satu aktor utama dalam upacara adat khas Toraja, oleh karena itu harganya sangatlah mahal, dari puluhan hingga ratusan juta rupiah satu ekornya. Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan bekal (salah satunya kerbau) untuk melakukan perjalanannya menuju Puya (dunia akhirat) dan akan lebih cepat sampai di akhirat jika ada banyak bekal.




Saya sendiri baru kali ini melihat kerbau belang secara langsung karena kerbau belang ini memang hanya hidup di Toraja. Kerbau ini memang unik, selain tubuhnya berwarna belang hitam dan pink, matanya juga memiliki banyak unsur warna putih. Jika ingin puas melihat kerbau belang datanglah ke Pasar Bolu di Rantepao, sebuah pasar tradisional dimana transaksi jual beli kerbau diadakan. Tapi pasar ini hanya buka enam hari sekali dan sayangnya pada saat kami disana pasarnya lagi tutup. Sesampainya di ujung jalan terlihat tebing menjulang yang di celah-celahnya terdapat peti-peti kayu tempat mayat disemayamkan. Peti-peti ini berbentuk rumah dan perahu kecil. Terlihat juga tengkorak-tengkorak dan tulang-tulang berserakan di celah-celah tebing. Di beberapa titik juga terdapat sesajen yang berisi rokok, makanan, dan minuman soda. Di bagian bawah tebing terdapat beberapa buah makam yang sangat besar berbentuk rumah dan di depannya ada patung manusia yang dibuat mirip dengan orang yang meninggal. Kami juga melihat sebuah lubang di tebing yang tertutup pagar besi dan digembok. Di dalamnya terlihat patung-patung sebuah keluarga. Konon di dalam lubang itu, selain makam juga terdapat benda-benda berharga almarhum sehingga dipagari dan digembok.
Lokasi Kete Kesu
  • Lembang Pantanakan Lolo Kecamatan Kesu Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan Kodepos 91832
Demikianlah artikel mengenai Kete Kesu Toraja, Kampung Adat Tongkonan Fantastis Di Sulawesi Selatan Utara semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[bp]