Masjid Ampel Raden Rahmat, Pusat Syiar Islam Surabaya Zaman Majapahit – Sahabat Travellers, pada kesempatan kali ini Berakhir Pekan akan s...
Masjid Ampel Raden
Rahmat, Pusat Syiar Islam Surabaya Zaman Majapahit – Sahabat Travellers,
pada kesempatan kali ini Berakhir Pekan akan share artikel mengenai Peninggalan
Sejarah Islam di Surabaya dan Sekitarnya, Tepatnya Masjid Ampel di Ampel Denta
yang menjadi pusat syiar Islam oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat.
Masjid adalah bangunan yang sangat di keramatkan oleh
seluruh umat Islam di seluruh dunia, karena dalam syariat Islam masjid memiliki
dua fungsi utama yaitu: pertama, sebagai pusat ibadah sholat, dzikir dan berdoa,
sebagai suatu upaya untuk mendekatkan dir kepada Allah secara langsung. Kedua,
sebagai pusat pengembangan ibadah sosial. Inti dari dua fungsi tersebut adalah
bahwa masjid merupakan pusat tempat pembinaan umat islam secara fisikl maupun
mental. Dalam sejarah Islam telah tercatat bahwa masjid adalah tempat pertama
kali yang diusulkan oleh Rasulullah untuk membangun masyarakat islam. Pada
zaman Rasulullah masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat mensucikan
jiwa, tempat membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, tempat berkonsultasi dan
bersilaturrahmi, tempat bermusyawarah, dan masih banyak lagi fungsi lain masjid
pada zaman Rasulullah.
Masjid Ampel didirikan pada tahun 1421 oleh Raden Mohammad
Ali Rahmatullah alias Sunan Ampel dengan dibantu kedua sahabat karibnya, Mbah
Sholeh dan Mbah Sonhaji, dan para santrinya.3 Di atas sebidang tanah di Desa
Ampel (sekarang Kelurahan Ampel) Kecamatan Semampir sekitar 2 kilometer ke arah
Timur Jembatan Merah, Sunan Ampel selain mendirikan Masjid Ampel, juga
mendirikan Pondok Pesantren Ampel. Cuma sayangnya, ihwal kapan selesainya
pembangunan Masjid Ampel ini, tidak ada catatan tertulis yang menyebutkannya.
Masjid Sunan Ampel yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa
Arab Islami. Masjid ini masih dipengaruhi dengan alkuturisasi dari budaya lokal
dan Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya. Di masjid inilah saat itu sebagai
tempat berkumpulnya para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk
membicarakan ajaran Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau
Jawa. Masjid Ampel berbahan kayu jati yang didatangkan dari beberapa wilayah di
Jawa Timur dan diyakini memiiki ‘karomah’. Seperti disebut dalam cerita
masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dari
berbagai arah dan menghancurkan kota Surabaya namun tidak menimbulkan kerusakan
sedikitpun pada Masjid Ampel bahkan seolah tidak terusik.
Sunan Ampel adalah salah satu wali songo yang berjasa
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Raden Mohammad Ali
Rahmatullah merupakan seorang figur yang alim, bijak, berwibawa dan banyak
mendapat simpati dari masyarakat. Sunan Ampel diperkirakan lahir tahun 1401 di
Champa, Kamboja. Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah keturunan dari Ibrahim
Asmarakandi. Salah satu Raja Champa yang yang kemudian menetap di Tuban, Jawa
Timur. Saat berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan untuk pindah ke Tanah
Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit
di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah beragama Islam ketika berusia
lanjut itu. Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu
agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk berdakwah dan menyebarkan agama
Islam di Surabaya.
Tapi sekarang Seperti lazimnya masjid-masjid besar, Masjid
Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya. Apalagi, keberadaan Masjid Ampel
ini terbilang merupakan peninggalan sejarah. Bukti-bukti peninggalan bersejarah
Masjid Ampel yang sekarang masih tampak terawat adalah, terdapat pada 16 tiang
utama masjid yang terbuat dari kayu jati. Ke-16 tiang tersebut, masing-masing
panjangnya 17 meter dengan diameter 60 centimeter. Pembangunan pertamakali
masjid yang terletak di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel) ini seluas 120 x
180 meter persegi. Berikutnya, dilakukan beberapakali renovasi hingga adanya
sekarang ini. Namun, meski renovasi terus dilakukan, keaslian bangunan masjid yang
ditandai dengan ke-16 tiang utamanya itu tetap dipelihara dan dirawat, agar
jangan sampai turut direnovasi. Sebab, untuk ukuran teknolgi dizaman awal abad
15 itu, bahwa pengangkatan ke-16 tiang utama masjid dengan panjang 17 meter dan
berdiameter 60 centimeter tersebut, kini masih dalam tahap penelitian. Kini,
sehari-hari Masjid Ampel hampir tak pernah sepi pengunjung dari dalam dan luar
kota, bahkan luar propinsi dan luar pulau. Kegiatan yang ada, selain shalat
jama’ah 5 waktu secara rutin dan pengajian, juga diramaikan dengan kegiatan
belajar mendalami bahasa arab di Lembaga Bahasa Arab program non-gelar yang
berlokasi di gedung samping timur masjid. Saat ini Masjid Ampel merupakan salah
satu daerah tujuan wisata religi di Surabaya. Masjid ini dikelilingi oleh
bangunan berarsitektur Eropa, Tiongkok dan Arab. Disamping kiri halaman masjid
Ampel, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah,
biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau
sumpah. Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel yang
meninggal pada 1481. Di kawasan ini ada yang menarik yaitu keberadaan Kampung
Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah
menetap ratusan tahun untuk berdagang. Suasana kehidupan para pedagang ini
nyaris seperti suasana di Makkah. Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Agung
Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling dicari. Selama Ramadhan,
jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata
mencapai 2.000 orang. Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam
tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan jumlah di atas 10 ribu orang,
bahkan dapat mencapai 20 ribu orang. Selain niat ingin menjalankan salat dan
dzikir di tempat yang tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke makam Sunan
Ampel. Bahkan wisman yang datang juga ada yang berasal dari China, Prancis,
Belanda, Italia, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina,
Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Umumnya mereka melihat bentuk
bangunan masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, kemudian mereka juga berziarah
ke makam Sunan Ampel.
Lokasi Masjid Ampel
Surabaya
- Jl KH Mas Mansyur Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya Kodepos 60154 Provinsi Jawa Timur Telepon (031)3537948
Video Masjid Ampel
Surabaya
Demikianlah artikel mengenai Masjid Ampel Raden Rahmat,
Pusat Syiar Islam Surabaya Zaman Majapahit semoga artikel ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[bp]