Tradisi Masangin di Alun Alun Kidul, Untuk Mengentahui Kelurusan Hati

Tradisi Masangin di Alun Alun Kidul, Untuk Mengentahui Kelurusan Hati – Sahabat Travelers, pada kesempatan kali ini BerakhirPekan akan share artikel mengenai Tradisi Leluhur di Jogja, yakni Tradisi Masangin di Alun Alun Kidul Keraton Jogja. Konon, pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I ada seorang putri yang sangat cantik wajahnya. Kecantikan putri ini sudah tersebar kemana-mana sehingga banyak pemuda yang jatuh hati dan ingin menjadikannya sebagai isteri. Sebagai seorang putri, tentu para pemuda tersebut tidak begitu saja bisa melamar dan mendapatkannya. Mereka harus memenuhi satu syarat mutlak, dimana pemuda yang melamarnya harus dapat melewati sela pohon beringin kembar dengan mata tertutup. Untuk bisa melewati celah di antara kedua beringin ini, seseorang harus memiliki hati bersih dan tulus. Terkait dengan syarat di atas, begitu banyak pemuda yang mencoba, namun sayang niat dan rencananya untuk meminang sang putri kandas. Hanya satu orang yang berhasil, yakni Putera Prabu Siliwangi yang akhirnya berhasil menjadi suami sang putri. Mitos versi lain menyebutkan, tempat ini pernah dijadikan sebagai pertahanan gaib untuk mengecoh pasukan Belanda yang ingin menyerang kraton agar mereka kehilangan arah. Konon kabarnya ada semacam rajah atau jimat di antara kedua pohon beringin tersebut. Benar atau tidak, yang jelas sudah banyak orang datang ke Alun-alun Selatan untuk mencoba permainan Masangin ini.

Salah satu daya tarik yang membuat orang datang ke alkid adalah adanya mitos beringin kembar. Yaitu mitos siapa saja yang berhasil berjalan di antara dua beringin dengan mata tertutup, maka konon keingin dan hajatnya akan terkabul. Ritual mitos ini disebut Masangin. Meskipun terdengar mudah, ternyata banyak juga yang gagal lho. Tidak sedikit juga banyak yang sudah berkali-kali mencoba dan berhasil, namun ketika kembali ke Alkid, tetap saja penasaran untuk mencobanya kembali. Tradisi Masangin sendiri sudah ada sejak zaman dulu saat Kesultanan Yogyakarta masih Berjaya. Alanya Masangin dilakukan saat tradisi topo bisu yang dilakukan setiap malam 1 suro. Tradisi Topo Bisu dilakukan oleh para prajurit dan abdi dalem dengan mengelilingi benteng tanpa mengucap satu katapun. Para prajurit dan abdi dalem dengan mengenakan pakaian lengkap adat jawa berbaris rapi. Mereka memulai ritual Topo Bisu dari halaman Keraton menuju pelataran alun-alun lalu melewati kedua beringin kembar tersebut. Hal tersebut diyakain untuk mencari berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh.
Dari situlah mitos Masangin berkembang. Jika kita dapat melintasi dua pohon beringin dengan mata tertutup, maka semua apa yang kita inginkan akan terkabul. Selain itu, area alun-alun kidul yang cukup lapang ini juga digunakan sebagai pusat latihan dan kegiatan para prajurit Keraton. Para prajurit biasanya mengasah konsentrasi dengan berjalan di tengah antara dua beringin kembar. Mitos ini semakin kuat dengan adanya kepercayaan bahwa di tengah pohon tersebut terdapat jimat tolak bala untuk mengusir musuh. Konon, ketika tentara koloni melewati tengah pohon, maka kekuatan mereka langsung sirna. Karena itu muncul juga kepercayaan siapapun yang berhasil menyebrangi kedua beringin tersebut, ia mampu menolak bala. Selain Masangin, daya tarik Alkid di mata para wisatawan adalah adanya aneka permainan dan meriahnya kerlap-kerlip lampu warna-warni yang menghiasi di odong-odong yang memadati suasana alun-alun kidul. Ditambah dengan suara canda tawa orang-orang yang berusaha sekuat tenaga mengayuh mobil kayuh.
Alamat Alun Alun Kidul

Kuliner-kuliner malam khas Jogja pun banyak ditemui disini. Di tengah semilirnya angin malam, tentu tergoda untuk mencicipi wedang bajigur, wedang ronde, jagung bakar, cilok, dan lainnya. Jika ingin makan berat, wisatawan juga tidak perlu berjalan jauh menuju area Wijilan yang terkenal dengan menu gudegnya. Permainan Masangin dimulai ketika pemain berdiri dalam posisi berdiri tegak lurus, sekitar 25 meter sebelah utara dari pohon beringin kembar, atau di dekat Gedung Sasana Hinggil. Dalam keadaan mata tertutup kain hitam, badan pemain diputar lebih dahulu 360 derajat berulang-kali. Setelah dirasa cukup, tubuh pemain lalu diarahkan pada posisi lurus ke depan.
Foto Foto Masangin Di Alkid










Setelah ketiga proses tersebut dijalankan barulah pemain diperbolehkan mulai berjalan lurus menuju arah tengah pohon beringin kembar tanpa bantuan orang lain. Mitosnya, bila peserta dalam dapat berjalan tepat di tengah-tengah pohon beringin kembar dan mampu melewati dengan posisi lurus tanpa menabrak atau berbalik arah, yang bersangkutan akan mendapatkan keberkahan dalam hidup. Namun, jangan sekali-kali mencoba melakukan permainan ini dengan curang, misalnya dengan mengintip. Konon kita bisa memasuki dunia lain, mendapati diri kita di alun-alun dalam keadaan sepi sendirian. Namun bagi yang bisa melintas masuk di antara dua beringin kembar itu, maka apa yang diinginkan kelak akan terwujud.[bp]