Burung Endemik Sulawesi Lengkap dan Terupdate 2023 – Pulau
Sulawesi atau dikenal juga dengan nama Celebes Island memiliki aneka ragam
satwa langka yang jarang atau bahkan tidak bisa dijumpai di tempat lain,
terutama yang populasi endemiknya berada di Pulau Sulawesi, alias satwa itu
habitat kehidupannya hanya ada di Pulau Sulawesi, tidak ada di tempat lain. Di
antaranya adalah aneka burung langka yang statusnya bahkan sudah ada yang
terancam punah, yang sebagian besar populasi habitatnya hanya bisa ditemukan di
Pulau Sulawesi.
1.Anis geomalia
Anis geomalia (Geomalia heinrichi) adalah spesies burung
dalam famili Turdidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya ditemukan di
hutan primer Pulau Sulawesi di atas ketinggian 1700 meter dari permukaan laut.
2. Anis sulawesi
Anis sulawesi (Cataponera turdoides) adalah spesies burung
dalam famili Turdidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya di temukan di
hutan dataran tinggi Pulau Sulawesi di atas ketinggian 1100 meter dari
permukaan laut. Burung Anis Sulawesi atau Sulawesi Thrush tergolong jenis
burung berukuran sedang dengan panjang tubuhnya berkisar antara 20-25 cm. Bulu
tubuhnya secara umum terlihat berwarna coklat dan seperti bertudung. Mahkota
berwarna coklat tua dengan garis berwarna hitam di atas mata. Paruh dan
lingkaran mata berwarna jingga. Termasuk kulit kaki yang juga berwarna jingga. Anis
Sulawesi adalah burung endemik Sulawesi. Burung pengicau dari famili Turdidae
hanya bisa dijumpai di pulau Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulwesi
Tengah, dan Sulawesi Barat. Hingga saat ini diakui empat subspesies (ras)
burung Anis ini yaitu: abditiva Riley, 1918 – Sulawesi tengah bagian utara, tenebrosa
Stresemann, 1938 – Sulawesi tengah bagian selatan, turdoides Hartert, 1896 –
Sulawesi selatan, heinrichi Stresemann, 1938 – Sulawesi tenggara. Memiliki alis
yang hitam dan pendek.
3. Berkik-gunung sulawesi
Berkik-gunung sulawesi (Scolopax celebensis) adalah spesies
burung dalam famili Scolopacidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya
ditemukan di hutan pegunungan dataran tinggi Pulau Sulawesi di atas ketinggian
1100 meter dari permukaan laut.
4. Bilbong pendeta
Bilbong pendeta (Streptocitta albicolis) adalah spesies burung
dari famili Sturnidae. Burung ini endemik di pulau Sulawesi, Lembeh, Togian,
Muna, dan Butung.
5. Bilbong sula
Bilbong sula (Streptocitta albertinae) adalah spesies burung
dalam famili Sturnidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya ditemukan di
Kepulauan Sula.
6. Bubut sulawesi
Bubut sulawesi (Centropus celebensis) adalah spesies burung
dalam famili Cuculidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya di temukan di
Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya (Pulau Togian, Labuan Blanda, Muna,
dan Butung).
7. Cabai sulawesi
Cabai sulawesi (Dicaeum nehrkorni) adalah spesies burung
dalam famili Dicaeidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, menghuni hutan
maupun tepi hutan di atas 600 meter dari permukaan laut.
8. Caladi sulawesi
Caladi sulawesi (Dendrocopos temminckii) adalah spesies
burung dalam famili Picidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, Pulau
Butung, dan Kepulauan Togian.
9. Cekakak-hutan dada-sisik
Cekakak-hutan dada-sisik (Actenoides princeps) adalah
spesies burung dalam famili Alcedinidae. Burung ini menghuni hutan primer dan
sekunder pada ketinggian sekitar 900 - 2000 meter dari permukaan laut. Endemik
di Pulau Sulawesi dengan tiga subspesies[2]: p. princeps, tersebar di daerah
timur laut Pulau Sulawesi, p. erythroramphus, tersebar di daerah barat laut dan
tengah Pulau Sulawesi., p. regalis, tersebar di daerah tenggara Pulau Sulawesi.
10. Celepuk sulawesi
Celepuk sulawesi (Otus manadensis) adalah spesies burung
hantu dalam famili Strigidae. Di daerah Minahasa, dikenal dengan nama burung
manguni. Seperti jenis burung hantu lainnya, burung ini termasuk burung nokturnal
yang aktif di malam hari. Celepuk sulawesi menghuni hutan primer, hutan
sekunder, tepi hutan, dan lahan pertanian yang pohonnya sedikit[2]. Burung ini
endemik di Sulawesi, dengan tiga subspesies[3]: m. manadensis, tersebar di
Pulau Sulawesi, m. mendeni, tersebar di Kepulauan Banggai, m. kalidupae, tersebar
di Kepulauan Tukangbesi. Celepuk sulawesi atau manguni berkaitan erat dengan
kebudayaan Minahasa. Burung ini dikagumi karena dapat memberi tanda apabila
sesuatu akan terjadi, dan mempunyai perasaan dalam serta matanya yang tajam dan
mampu menatap jauh[4]. Burung ini dipakai dalam lambang Kota Manado, Kota
Tomohon, Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, Minahasa
Selatan, dan Gereja Masehi Injili di Minahasa.
11. Cikarak sulawesi
Cikarak sulawesi (Myza celebensis) adalah spesies burung
dari keluarga Meliphagidae. Burung ini endemik di Sulawesi. Berukuran sedang
(20 cm). bercak-mata gundul gelap, kekuningan pucat; paruh agak panjang,
melengkung ke bawah. Ras meridionalis: tubuh bagian atas lebih abu-abu gelap
(kurang zaitun); lebih abu-abu, tubuh bagian bawah kurang bercoret.
12. Cikarak telinga-putih
Cikarak telinga-putih (Myza sarasinorum) adalah spesies
burung dari keluarga Meliphagidae. Burung ini adalah endemik Sulawesi dan dapat
ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah. Cikarak telinga-putih
berukuran sekitar 20 cm. Bercak telinga gundul gelap, pucat; paruh agak
panjang, melengkung ke bawah; bercak telinga ungu. Ras chionogenys:
bercak-telinga putih. tubuh bagian atas bercoret hijau zaitun (bukan abu-abu),
tubuh bagian bawah bercoret hitam lebih tebal. Ras pholidota: agak mirip
sarasinorum, tetapi tubuh bagian bawahnya lebih abu-abu kecoklatan dengan
coretan hitam lebih tebal.
13. Cikrak sulawesi
Cikrak sulawesi (Phylloscopus sarasinorum) adalah spesies
burung dalam famili Phylloscopidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
14. Cingcoang sulawesi
Cingcoang sulawesi (Heinrichia calligyna) adalah spesies
burung dalam famili Muscicapidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
15. Cirik-cirik sulawesi
Cirik-cirik sulawesi (Meropogon forsteni) adalah spesies
burung cirik-cirik dalam suku Meropidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi,
menghuni tepian hutan bekas tebangan dan rumpang di hutan primer dan sekunder
yang tinggi, biasanya di lereng-lereng yang curam atau di perbukitan dan
pegunungan.
16. Elang-alap ekor-totol
Elang-alap ekor-totol (Accipiter trinotatus) adalah spesies
burung pemangsa dalam famili Accipitridae. Burung ini menyebar terbatas
(endemik) di Pulau Sulawesi dan pulau-pulau satelitnya (Talisei, Muna dan
Butung). Umum didapati di hutan pamah, hutan perbukitan, dan hutan pegunungan
bawah, elang ini tercatat hingga ketinggian 1.950 m dpl.
17. Elang-alap kecil
Elang-alap kecil adalah spesies burung pemangsa dalam famili
Accipitridae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
18. Elang-alap kepala-kelabu
Elang-alap kepala-kelabu (Accipiter griseiceps) adalah
spesies burung pemangsa dalam famili Accipitridae. Burung ini endemik di
Indonesia dan peyebarannya hanya terbatas di Pulau Sulawesi, Pulau Togian,
Pulau Muna, dan Pulau Butung.
19. Gagak banggai
Gagak banggaiatau Corvus unicolor, adalah anggota dari gagak
dari famili Banggai di Indonesia. Gagak ini terdaftar sebagai Spesies Kritis
oleh IUCN dan pernah dianggap punah, tetapi akhirnya ditemukan kembali pada
survei di Pulau Peleng pada 2007/2008. Biasanya gagak ini diangap sebagai
subspesies dari Corvus enca, tetapi bulunya yang hitam legam menyerupai gagak
Piping secara keseluruhan. Banggai merupakan gagak yang berukuran sedang dengan
panjang 39 cm dan benar-benar hitam dengan iris mata yang gelap dan ekor
pendek. Selama lebih dari satu abad gagak Banggai hanya ditemukan dua spesies
yang ada di sebuah pulau tidak dikenal di kepulauan Banggai antara 1884/1885.
Kunjungan ke kepulauan ini pada 1991 dan 1996 tidak temukan lagi burung gagak
Banggai, sehingga orang menganggap burung ini telah punah. Selama survei yang
dilakukan antara 2007-2008 yang sebagian dibiyayai oleh Zoological Society for
the Conservation of Species and Populations (Jerman), burung ini berulang kali
terlihat di pulau Peleng.[2] Dan ornitologis Indonesia Muhammad Indrawan
memfoto dua spesies banggai tersebut.[3] Total penduduk di pulau ini
diperkirankan sekitar 500 orang, tinggal di hutan pegunungan pada ketinggian di
atas 500 m. Penurunan populasi gagak Banggai disebabkan karena hilangnya
habitat dan degradasi seperti pertanian dan ekstrasi. Burung ini tetap menjadi
teka-teki untuk waktu yang lama. Terdaftar sebagai spesies rentan pada 1994
pada IUCN Red List, burung ini berstatus sebagai rentan pada 2000. Dan pada
2006, gagak ini lebih lanjut terdaftar sebagai satwa mungkin punah. Untung hal
ini tidak benar dan statusnya diganti lagi menjadi kritis pada 2007 Red List.
20. Gagak sulawesi
Burung gagak sulawesi atau gagak dada putih yang dalam
bahasa Inggris disebut piping crow (Corvus typicus) salah satu spesies dari
ordo Corvidae. Burung ini memiliki tampilan warna bulu yang hampir sama dengan
burung Balibong. Namun, yang membedakannya adalah paruhnya, di mana burung ini
memiliki paruh agak besar, sedangkan burung Balibong memiliki paruh lebih
kecil. Burung ini memiliki panjang sekitar 35-40 cm, berbulu hitam dengan kerah
leher dibelakang, bulu di dada dan perut berwarna putih. Burung muda berwarna
lebih kusam dengan bagian yang berwarna putih masih berwarna coklat
keabu-abuan.
21. Jalak alis-api
Jalak alis-api (Enodes erythrophris) adalah spesies burung
jalak dalam famili Sturnidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, menghuni
hutan pegunungan dataran tinggi.
22. Julang sulawesi
Julang sulawesi (Aceros cassidix) adalah spesies burung
rangkong dalam famili Bucerotidae. Burung ini endemik di Sulawesi. Di daerah
Minahasa. burung ini dikenal dengan nama Burung Taong. Panjang tubuh dapat
mencapai 100 cm pada jantan, dan 88 cm pada betina. Julang Sulawesi memiliki
tanduk (casque) yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning
pada betina. Paruh berwarna kuning dan memiliki kantung biru pada tenggorokan. Julang
sulawesi menghuni hutan primer dan hutan rawa. Terkadang ditemukan di hutan
sekunder yang tinggi dan petak hutan yang tersisa dengan lahan pertanian yang
luas. Terkadang pula mengunjungi hutan bakau[3]. Julang Sulawesi biasa terbang
di atas dan sekeliling tajuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah, namun
terkadang berkelompok sampai lima puluh individu atau lebih. Ketika terbang
sayapnya berbunyi berisik seperti mesin uap. Julang sulawesi adalah spesies
endemik di Pulau Sulawesi dan beberapa pulau satelit Sulawesi seperti Pulau
Lembeh, Kepulauan Togian, Pulau Muna, dan Pulau Butung.
23. Kacamata makasar
Kacamata makasar adalah spesies burung kacamata dalam famili
Zosteropidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi dan penyebarannya hanya terbatas
di Sulawesi Selatan.
24. Kancilan buah
Kancilan buah (Hylocitrea bonensis) adalah spesies burung
dalam famili Pachycephalidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
25. Kancilan perut-kuning
Kancilan perut-kuning (Pachycephala sulfuriventer) adalah
spesies burung dalam famili Pachycephalidae. Burung ini endemik di Pulau
Sulawesi.
26. Kancilan ungu
Kancilan ungu (Coracornis raveni) adalah spesies burung
dalam famili Pachycephalidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
27. Kangkareng sulawesi
Kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus) adalah spesies
burung rangkong dalam famili Bucerotidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi
dan pulau-pulau satelitnya (Lembeh, Muna, dan Butung).
28. Kangkok sulawesi
Kangkok sulawesi (Cuculus crassirostris) adalah spesies
burung dalam famili Cuculidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
29. Kareo sulawesi
Kareo sulawesi (Amaurornis isabellina) adalah spesies burung
dalam famili Rallidae. Burung ini endemik di Indonesia dan penyebarannya hanya
terbatas di Pulau Sulawesi.
30. Kehicap tanahjampea
Kehicap tanahjampea (Symposiachrus everetti) adalah spesies
burung dalam famili Monarchidae. Burung ini endemik di Pulau Tanah Jampea,
Kepulauan Salayar, Sulawesi Selatan.
31. Kepudang-sungu tunggir-putih
Kepudang-sungu tunggir-putih (Coracina leucopygia) adalah
spesies burung dalam famili Campephagidae. Burung ini adalah spesies endemik di
Sulawesi. Panjang tubuh sekitar 25 - 29 cm. Hampir keseluruhan tubuh berwarna
abu-abu. Sayap dan ekor yang berwarna hitam. Perut dan tunggir bagian bawah
berwarna putih. Pada jantan, kekang dan dagu berwarna hitam. Endemik di
Sulawesi termasuk pulau-pulau satelit seperti Pulau Manterawu, Pulau Manadotua,
Pulau Bangka, Pulau Talisei, Pulau Lembeh, Kepulauan Togian, Kepulauan Tukang
Besi, Pulau Muna, dan Pulau Butung.
32. Kring-kring dada-kuning
Kring-kring dada-kuning (Prioniturus flavicans) adalah
spesies burung dalam famili Psittaculidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi
dan pulau-pulau satelitnya (Pulau Lembeh, Bangka, dan Kepulauan Togian).
33. Malia sulawesi
Malia sulawesi (Malia grata) adalah spesies burung malia
dalam famili Timaliidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, menghuni
hutan-hutan pegunungan yang tinggi di mana kelompok-kelompok kecil bergerak
aktif di lapisan bawah atau disekitar lumut pada dahan-dahan yang lebih besar.
Meskipun pemalu, malia sulawesi cukup ribut, dengan suara yang mirip poksay,
dikeluarkan sambil menegakkan ekor sampai melalui kepalanya.
34. Merpati murung
Merpati murung (Cryptophaps poecilorrhoa) adalah spesies
burung merpati dalam famili Columbidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi,
diketahui hanya hidup di hutan primer, dari ketinggian 950 hingga 2300 meter
dari permukaan laut.
35. Opior sulawesi
Opior sulawesi (Lophozosterops squamiceps) adalah spesies
burung kacamata dalam famili Zosteropidae. Burung ini endemik di Pulau
Sulawesi, menghuni hutan primer dan tepi hutan pertumbuhan sekunder dataran
tinggi (di atas 1000 m dari permukaan laut).
36. Pelanduk sulawesi
Pelanduk sulawesi (Trichastoma celebense) adalah jenis
burung pengicau dalam famili Timaliidae. Burung ini endemik di pulau Sulawesi.
37. Pelatuk-kelabu sulawesi
Pelatuk-kelabu sulawesi (Mulleripicus fulvus) adalah spesies
burung pelatuk dalam famili Picidae. Pelatuk-kelabu sulawesi adalah spesies
burung endemik di Sulawesi.
38. Pergam kepala-kelabu
Pergam kepala-kelabu (Ducula radiata) adalah spesies burung
dalam famili Columbidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
39. Raja-udang pipi-ungu
Raja-udang pipi-ungu (Cittura cyanotis) adalah spesies
burung dalam famili Halcyonidae. Burung ini endemik di Indonesia, penyebarannya
hanya terbatas di Pulau Sulawesi, Pulau Lembeh, Pulau Siau, dan Kepulauan
Sangihe.
40. Serak minahasa
Serak minahasa (Tyto inexspectata) adalah spesies burung
hantu dalam famili Tytonidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
41. Serindit paruh-merah
Serindit paruh-merah (Loriculus exilis) adalah spesies
burung serindit dalam famili Psittaculidae. Burung ini endemik di Pulau
Sulawesi.
42. Serindit sulawesi
Serindit sulawesi (Loriculus stigmatus) adalah spesies
burung serindit dalam famili Psittaculidae. Burung ini endemik di Pulau
Sulawesi dan pulau-pulau satelitnya (Pulau Lembeh, Bangka, Manterawu, Muna,
Butung, dan Kepulauan Togian).
43. Sikatan dahi-biru
Sikatan dahi-biru (Cyornis hoevelli) adalah spesies burung
dalam famili Muscicapidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
44. Sikatan leher-merah
Sikatan leher-merah (Ficedula rufigula) adalah spesies
burung dalam famili Muscicapidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
45. Sikatan lompobattang
Sikatan lompobattang (Ficedula bonthaina) adalah spesies
burung dalam famili Muscicapidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi.
46. Srigunting sulawesi
Srigunting sulawesi (Dicrurus montanus) adalah spesies
burung srigunting dalam famili Dicruridae. Burung ini endemik di Pulau
Sulawesi.
47. Taktarau iblis
Taktarau iblis (Eurostopodus diabolicus) adalah spesies
burung cabak dalam famili Caprimulgidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi
dan termasuk burung langka karena sulit dijumpai.
48. Tiong-lampu sulawesi
Tiong-lampu sulawesi adalah spesies burung dalam famili
Coraciidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, Bangka (Sulawesi Utara),
Lembeh, Manterawu, Muna, dan Butung.
49. Walik kuping-merah
Walik kuping-merah (Ptilinopus fischeri) adalah spesies
burung dalam famili Columbidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, menghuni
hutan perbukitan primer dan hutan pegunungan.
50. Walik sulawesi
Walik sulawesi (Ptilinopus epius) adalah spesies burung
dalam famili Columbidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi. Walik sulawesi
telah dipisahkan dari walik banggai (Ptilinopus subgularis) yang sebelumnya
merupakan subspesies Ptilinopus subgularis epia.[bp]
Ikuti Kami di: