Tata Cara Berziarah Ke makam Sultan Agung Astana Imogiri Jogja

Tata Cara Berziarah Ke makam Sultan Agung Astana Imogiri Jogja - Makam Imogiri merupakan salah satu andalan dari beberapa objek wisata Imogiri yang dimiliki Yogyakarta. Selain sebagai tempat wisata yang bersejarah, makam Imogiri juga digunakan sebagai tempat wisata religius. Fakta unik pada setiap hari Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada bulan Muharam, komplek pemakaman ini ada di adakan sebuah perayaan yang bernama nguras padasan Kong Enceh yaitu sebuah ritual yang dilakukan untuk menguras empat buah gentong besar yang digunakan sebagai tempat untuk mensucikan diri atau berwudhu.  Bila berziarah ke tempat ini tidak lengkap rasanya bila tidak menikmati sebuah minuman wedang uwuh. Wedang uwuh merupakan sebuah minuman seduh yang terbuat dari campuran rempah-rempah seperti kayu manis, secang, gula batu dan juga daun cengkeh. Bila para peziarah lapar, dapat menikmati pecel yang lengkap dengan baceman dan kembang turi.

Untuk menuju pemakaman Raja di Imogiri tidaklah sulit, karena banyak petunjuk arah yang bisa kita temui. Jika kita berangkat dari kota Yogyakarta, kita bisa menuju ke perempatan terminal Giwangan, lalu lurus terus ke arah selatan. Begitu memasuki area pemakaman, aura sakral akan langsung terasa yang berasal dari aroma wangi dari dupa dan sesajen yang di bakar oleh para abdi dalem. Hal pertama yang akan kita temui setelah memasuki gerbang pemakaman adalah deretan anak tangga yang sangat tinggi berjumlah ratusan dengan ketinggian yang hampir 45 derajat. Kebayang kan, gimana melelahkannya menapaki anak tangga ini? Namun, setelah sampai di atas, kita akan di suguhi pemandangan alam yang mengagumkan yaitu hijaunya bukit-bukit yang berada di sekitar area pemakaman. Ternyata tingginya anak tangga ini ada maksudnya loh, yaitu untuk membagi area pemakaman menjadi dua, yaitu sisi timur khusus untuk Raja Kesultanan Yogyakarta dan para keturunannya dan sisi barat khusus untuk Raja Kasunanan Surakarta dan para keturunannya. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu, kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi 2, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Adapun Surakarta saat ini lebih dikenal dengan sebutan Solo. Arsitektur di area pemakaman ini sangatlah menarik, banyak terdapat gapura dan bangunan khas Jawa yang terbuat dari baru bata merah. Namun karena sudah berumur ratusan tahun, maka banyak terdapat lumut di dinding - dinding bangunan tersebut. Di puncak area pemakaman ini terdapat makam Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram Islam, dimana dibawah kepemimpinannya Maaram menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada zamannya. Namun, tidak sembarang orang bisa memasuki makam Sultan Agung ini, karena makam ini di keramatkan. Ada persyaratan yang harus ditaati oleh pengunjung yang ingin memasuki makam Sultan Agung ini. Antara lain, para pengunjung dilarang menggunakan alas kaki, dilarang juga membawa kamera dan memakai perhiasan dan juga diwajibkan untuk mengenakan pakaian khas Jawa. Untuk peziarah laki-laki diharuskan mengenakan pakaian Jawa berupa blangkon, kain batik, sabuk dan beskap. Sedangkan untuk peziarah perempuan harus mengenakan kemben dan kain panjang. Para peziarah pun dilarang berbuat tidak sopan dan berkata tidak senonoh. Banyak hal-hal yang bisa kita lakukan di pemakaman ini selain berziarah, salah satunya adalah menikmati sejuknya pepohonan besar yang ada di sekitar areal pemakaman. kita juga bisa mendapatkan informasi mengenai sejarah Mataram Islam dan juga menikmati sejuknya air 'gentong keramat' yang konon berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bila selama ini kita hanya mengetahui sejarah kerajaan Mataram dari buku sejarah saja, tidak ada salahnya kita langsung datang ke tempat ini untuk lebih merasakan pengalaman langsung berada di tempat bersejarah ini, sehingga seolah-olah kita datang menghampiri para Raja Mataram, walaupun hanya di tempat peristirahatan terakhirnya saja.
Tata Krama Berziarah Ke Makam Sultan Agung
  • Harus Memakai Pakaian Tradisional. Kalau kompleks pemakaman lain memungkinkan siapa saja untuk masuk dan berziarah tanpa memandang pakaian yang dikenakan, pemakaman Imogiri justru punya aturan ketat. Di kompleks pemakaman yang ada di kawasan perbukitan itu, pengunjung wajib mengenakan pakaian tradisional Mataram. Hal ini dilakukan sebagai lambang kesetaraan. Untuk perempuan, diwajibkan memakai kemben dan kain panjang. Seluruh pakaian bagian luar dan perhiasan juga wajib ditanggalkan. Sementara pengunjung pria wajib mengenakan kain panjang, baju peranakan berupa beskap warna hitam atau biru garis-garis, serta blangkon di kepala. Alas kaki juga harus ditinggalkan, ya. Kamu bisa menitipkan pakaian, sepatu, dan pernak-pernik lain yang kamu kenakan di tempat penitipan yang tersedia di sana. Bagi kerabat atau putra-putri raja, ada aturannya sendiri. Yang pria memakai beskap tanpa keris sementara putri dewasa mengenakan kebaya dengan ukel tekuk. Bagi putri yang masih kecil, diminta mengenakan sabuk wolo ukel konde.
  • Aturan Berfoto. Lupakan kebiasaan selfie saat berada di makam. Kamera dan alat perekam lain diharapkan untuk disimpan karena kompleks pemakaman sangat disakralkan dan merupakan tempat keramat bagi peziarah. Tentunya jika pengunjung asyik berfoto dan ber-selfie, akan terlihat tak menghormati tempat tersebut.
  • Perhatikan Jadwal, Tutup Selama Ramadhan. Kalau ingin berkunjung ke Pemakaman Imogiri, ada baiknya kamu memperhatikan jam operasionalnya terlebih dahulu. Sebab, pemakaman ini hanya buka tiga hari dalam seminggu, yaitu hari Senin, Jumat, dan Minggu. Di hari tersebut, makam terbuka mulai pukul 10 pagi hingga 1 siang. Di hari khusus seperti tanggal 1 dan 8 Syawal, serta 10 Dzulhijah, makam juga dibuka dan bisa dikunjungi oleh para peziarah. Umumnya, makam akan menjadi sangat ramai menjelang bulan Ramadhan. Namun, makam akan ditutup selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
  • Meluruskan Niat dalam Berdoa dan Berziarah. Di kompleks pemakaman ini, para pengunjung bisa menikmati suasana tradisional sekaligus keramat yang menenangkan. Selain itu, pengunjung dipersilahkan untuk berziarah ke sejumlah makam tokoh-tokoh penting kerajaan yang disemayamkan di sana. Biasanya, peziarah memanjatkan doa agar jiwa orang-orang yang disemayamkan di kompleks tersebut dapat tenang di alam kubur. Namun ada juga yang sengaja memanjatkan doa dan permohonan dengan harapan Sultan Agung dan tokoh penting lainnya dapat mengabulkannya. Padahal hal itu dilarang. Para abdi dalem yang berjaga di makam biasanya menerangkan bahwa siapa saja boleh berdoa di makam tersebut. Namun ia menghimbau agar semua doa tetap ditujukan kepada Yang Maha Kuasa saja. Selain itu, pengunjung juga diharapkan tidak melakukan praktik pesugihan di pemakaman ini.












Jadwal Kunjungan Ke Makam Sultan Agung
Makam Imogiri hanya di buka tiga hari dalam satu minggu, yaitu pada hari Senin, Jumat dan hari Minggu. Ada pula hari-hari khusus seperti tanggal 1 dan 8 Syawal serta tanggal 10 Dzulhijjah. Jadwal Ziarah kubur di Makam Imogiri biasanya paling ramai jika menjelang bulan puasa, namun pada hari biasapun tempat ini masih sering dikunjungi peziarah. Tiket masuk ke tempat ini belum dikenakan biaya, namun biasanya para pengunjung memberikan sumbangan sukarela kepada petugas jaga di Makam Imogiri. Aktifitas ziarah di makam Raja-raja Mataram ini juga dimaksudkan untuk menghormati mereka yang telah berjasa menyebarkan agama islam tanah Jawa. Sebelum anda melakukan ziarah kubur harus terlebih dahulu meluruskan niat anda, saat berziarah tidak dibenarkan untuk berdoa kepada orang yang ada dikubur atau memohon hajat kepada orang yang sudah meninggal karena ini merupakan dosa besar.[]
Lokasi makam Sultan Agung
Video Makam Raja-Raja Imogiri