mbah maridjan,mbah marijan,petilasan mbah maridjan,petilasan rumah mbah maridjan,rumah mbah maridjan,petilasan mbah marijan,makam mbah maridjan,marijan,rumah mbah marijan,museum mbah marijan,mbah marijan roso roso,maridjan,petilasan rumah mbah marijan,mbah,mbah marijan dan gunung merapi,mbah marijan gunung merapi 2010,#mbah maridjan,#mbah marijan,petilasan,ziarah makam mbah marijan,mbah marijan iklan
Tempat Wisata di Merapi,
Petilasan Mbah Maridjan, Juru Kunci Merapi - Erupsi besar gunung Merapi
2010 meninggalkan duka bagi masyarakat lereng Merapi yang langsung menjadi
korbannya. Beberapa dari mereka harus rela kehilangan anggota keluarga karena
musibah tersebut. Mobil dan motor di belakang rumah Mbah Marijan Di antara yang
menjadi korban kedahsyatan letusan Merapi 2010 adalah sang juri kunci Mbah
Maridjan. Pada saat itu, 26 Oktober 2010 Mbah Maridjan meninggal di kediamannya
karena luncuran awan panas yang menyapu Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain
sang juru kunci, di kediaman tersebut Tutur Priyanto (relawan PMI) dan Yuniawan
Wahyu Nugroho (wartawan Viva News) juga menjadi korban karena mencoba
menyelamatkan warga yang masih ada di daerah tersebut.
Bencana telah berlalu, saat ini kawasan Kinahrejo yang
berada sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi tersebut menjadi bagian Taman
Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan dilarang untuk ditinggali. Meskipun demikian,
petilasan rumah Mbah Maridjan menjadi salah satu obyek wisata yang selalu ramai
dikunjungi wisatawan. Nama besar sang juru kunci dan kedahsyatan erupsi 2010
mampu menarik banyak pengunjung datang ke tempat tersebut.
Gunung Merapi terletak di tengah pulau Jawa dengan posisi
lereng terbagi di dua provinsi. Lereng bagian selatan terletak di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta, sedangkan lereng
bagian utara berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung api yang
paling aktif di Indonesia ini telah meletus sebanyak 68 kali sejak 1548, dengan
interval waktu setiap 2 hingga 3 tahun
sekali untuk letusan- letusan kecil dan interval waktu 10-15 tahun sekali untuk
letusan yang besar. Rangkaian letusan yang terjadi di tahun 2010 dievaluasi
sebagai letusan terbesar sejak letusan tahun 1872. Keberadaan Gunung Merapi
seolah tak lepas dari sosok seorang guru kunci bernama Mbah Marijan atau Mas Penewu Surakso Hargo, gelar yang
dianugerahkan oleh Sultan Hamengkubuwonao IX dengan pangkat sebagai Mantri Juru
Kunci. Beliau tidak pernah pergi
meninggalkan Gunung Merapi meskipun gunung ini telah beberapa kali meletus,
sekalipun pemerintah setempat mewajibkan penduduk disekitar daerah berbahaya
dievakuasi.
Letusan hebat di tahun 2006 tidak mematahkan nyali Mbah
Marijan untuk tetap bertahan di kampungnya di Dusun Kinahrejo, Cangkringan,
Sleman. Hingga akhirnya pada 26 Oktober 2010, Gunung Merapi kembali meletus
disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut
meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim. Selanjutnya tim
SAR menemukan Mbah Marijan tewas di rumahnya dalam posisi bersujud.
Setelah erupsi pada 2010, Gunung Merapi membuka lokasi
wisata untuk menikmati “peninggalan” bencana ini. Letusan-letusan gunung Merapi
yang telah memporakporandakan desa-desa di sekitar akibat lava yang dimuntahkan
ternyata telah memberikan berkah lain bagi penduduk sekitar. Kisah Heroik Mbah
Marijan yang legendaris dan perubahan pemandangan alam sekitar menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan. Masyarakat sekitar akhirnya meraih rezeki dari
kunjungan wisatawan yang semakin meningkat. Museum Gunung Merapi yang didirikan
oleh pemerintah dan museum-museum mini yang dikelola penduduk dari rumah penduduk
korban lava gunung merapi menjadi daya tarik tersendiri, khususnya petilasan
Mbah Marijan.
Untuk melengkapi fasilitas wisata, masyarakat menyediakan
ojek, sewa trail, sewa Jeep, penginapan dan hingga warung yang akhirnya tidak
hanya berada di kawasan Cangkringan saja. Banyak pilihan tour ditawarkan,
diantaranya Lava Tour yang menawarkan 3 pilihan rute. Rute pertama atau Short
memungkinkan Sobat Pesona mendatang 3 lokasi, yaitu Mini Museum, Batu Alien dan
Bunker dengan tarif Rp 350 ribu per orang. Selanjutnya ada rute Medium yang
menawarkan 4 lokasi, sama seperti rute Short tapi dengan tambahan Rumah Mbah
Marijan atau ke Kali Kuning serta menikmati sunrise ke Bunker. Rute ini
dikenakan biaya sekitar Rp 450 ribu dengan waktu keberangkatan pukul 4.30 pagi.
Terakhir adalah rute Long dengan tariff Rp 550 ribu. Dengan rute ini, kita akan
diajak ke Batu Alien, Bunker, Petilasan Mbah Marijan dan Kali Kuning.[]
Lokasi Petilasan Mbah Maridjan
Video Petilasan Mbah Maridjan
COMMENTS