25 Wisata Sejarah dan Alam Kabupaten Bone Yang Paling Trend - Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4013’-5006’ Lintang Selatan dan antara 119042’-120040’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa, sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru. Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.
Dari hasil observasi dan tinjauan literature yang ada,
terdapat beberapa sumber daya pariwisata yang dapat dikembangkan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Museum Lapawawoi Karaeng Sigeri
Museum Lapawawoi merupakan bangunan tempat tinggal Raja Bone
XXXII Andi Mappanyukki, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pusat aktifitas
pemerintahan dan perjuangan membela kemerdekaan Republik Indonesia yang
beralokasi di Pusat Watampone.
2. Bola Soba
Saoraja Petta PonggawaE atau dikenal adalah rumah adat
tempat tinggal Panglima Perang Kerajaan Bone “Andi Abdul Hamid Baso Pangilingi
Petta PonggawaE dimasa pemerintahan Raja Bone XXXI Lapawawoi Karaeng Sigeri. Setelah
Kerajaan Bone dibawah kekuasaaan Belanda, rumah ini dijadikan sebagai
penginapan para tamu (sahabat) dan kalangan penguasa ketika itu yang beralkasi
di pusat Kota Watampone.
3. Bola Subbie
Bangunan ini merupakan rumah tempat tinggal To Marilaleng,
yaitu Kepala adat Tujuh yang mempunyai tugas sebagai penyambung aspirasi keputusan
adat tujuh kepada Mangkau (Raja), begitupula sebaliknya. Rumah ini diukir
dengan corak ukiran khas bone, dalam masa-masa selanjutnya dikenal dengan
sebutan Bola Subbie yang menurut sejarahnya pernah dikunjungi pertama kali oleh
Presiden Pertama RI untuk bersilaturrahmi dengan rakyat Bone, yakni pada masa
setelah terjadi penyerahan kedaulatan RI Tanggal 27 Desember 1949 yang
beralokasi di Pusat Kota Watampone.
4. Rumah Jabatan Bupati
Pada abad XIX bangunan ini merupakan Istana Raja Bone
setelah kemerdekaan RI tercapai, kemudia tempat ini dijadikan rumah jabatan
Bupati sejak Bupati Bone pertama hingga Bupati one sekarang yang beralokasi
dipusat Kota Wtampone.
5. Museum Arajang
Bangunannya terdapat dibagian kanan rumah jabatan rumah
jabatan Bupati Bone merupakan tempat penyimpanan benda-benda pusaka Kerajaan Bone
yang terdiri dari: (1). Payung Pulaweng, dimana pusaka ini terbuat dari emas
sebagai tanda persaudaraan dari Raja Pariaman kepada raja Bone XV Latenri Tatta
Arung Palakka, (2). Keris Lamakkawa, dimana pusaka ini merupakan pusaka kerajaan
pada abad XVI ketika itu rajanya adalah Raja Bone XV Arung Palakka digunakan
sebagai salah satu senjata dalam menghadapi setiap peperangan, (3). Pedang
(Alameng) Latea Ri Duni Merupakan pusaka pada masa kerajaan Arung Palakka pada
abad XVI yang sering digunakan dalam menghadapi perang dan (4). Salempang Kerajaan
(Sempang Pulaweng) pusaka ini merupakan Salempang Emas yang memperlihatkan seuntaian
padi menunjukkan pertanda jiwa Sang Raja akan selalu bersatu dengan rakyatnya. Salempang
pusaka ini dipakaikan dalam setiap pelantikan Raja-Raja Bone. Keempat pusaka
ini, merupakan syarat perlengkapan utama dalam setiap pelantikan Rajaraja di
tanah Bone sebagaimana dijelaskan dalam Lontara “Na Iya Tanranna MangkauE Ri
Bone, Iyana Ritu Tappiengngi Lamakkawa, Nappaduangi Latea Ri Duni, Nakketeningi
Lasalaga, Mappangara Ri Lacaloko, Nappajungi Pajung PulawengE”, yang berarti
adapaun yang menjadi tanda Mangaku (Raja) ialah yang memakai Lamakkawa dan Latea
Ri Duni, bertongkat dengan tombak La Salaga, megambil sawah La Caloko erta dipayungi
payung Emas. Beberapa penginggalan emas pusaka kerajaan Bone yang tersimpan di museum
ArajangE adalah tombak dan “Petta MakkaccaE” (Potongn Rambut Arung Palakka)”.
6. Situs Manurunge ri Matajang
Bangunan ini menunjukkan tempat berwalnya bentuk pemimpin
kerajan dengn kedudukan sebagai Mangkau (Raja) Pertama di tanah Bone pada abad
XIII Tahun 1330. Penujukan dan penetapan sebagai Mangkau (Raja) bukan atas dasar
keturunan tetapi melalui suatu peristiwa. Peristiwa pertama dimana kehidupan
masyarakat dalam peristiwa tidak menentu baik arah dan tujuannya, sehingga
diperlukan seorang yang mampu menata kembali kehidupan yang serba carut marut.
Dalam keadaan demikian muncullah perisiwa kedua yakni kemunculan seseorang yang
kehadirannya dianggap titisan dri langit (To Manurung) dan menampakkan ssok
pribadi yang memiliki kepribadian yang tinggi, beribawa, mempunyai kecerdasan,
keberanian, dan jiwa kepemimpinan yang muMpuni (Matta SilompoE), sehingga atas
kehendak, keinginan dan keyakinan masyarakat ditunjukklah Ia sebagai Seorang Mangkau
(Raja) melalui sebuah bentuk konteks perjanjian antara To Manurung dengan
rakyat banyak yang iwakili oleh masing-masing kepala perwakilan (Matoa), bunyi
perjanjian ketiga itu ialah: “Angikko kiraukkaju riako mangiri, riakkeng
mutappaling elo’mu rikkeng adammukuwa. Mattapamko kilao, molliko kisawe,
mellauko kiyabbere, maumi ana napattarommeng, rekkua muteaiwi, ritetoi naekkia
dongirikkeng temmatippang,muampirikeng temmakare, musallipurekkeng
temmadinging” Artinya: Engkaulah angin dan kami daun kayu, kemana engkau
berhembus kesitu kami menurut, kemauan dan kehendakmu yang berlaku atas kami.
Apabila engkau memanggil kami menahut, engkau mengundang kami dating dan apabila
engkau meminta kami member, walaupun anak dan isteri kami jika tuanku tidak
senang maka kamipun tidak menyenangi, tetapi engkau menjaga kami agar aman dan
tenteram, engkau melindungi kami agar makmur, sejahtera dan engkau melindungi
kami agar tidak menderta.
7. Situs tanah Bangkalae
Merupakan hasil penyatuan dan pencampuran ketiga tanah yang
secara adat didatangkan dari tiga kerajaan Besar di Sulawesi yaitu Kerajaan
Bone, Luwu dan Gowa. Hasil pencampuran ketiga tanah tersebut terjadilah
perubahan warna dar masingmasing warna aslinya sehingga disebut tanah BangkalaE
yang dijadikan tempat pelantikan/penobatan Raja Boe (Mangkau) secara turun
temurun dilantik oleh Dewan Adat (Adat Tujuh). Ketiga tanah tersebut sebagai
tanah Ritappa Dewata yag bermakna pertanda kesepakatan untk menciptakan
perdamaian, kerjasama dan persatuan dimana kerajaan Bone sebagai pusat kerajaan.
Situs ini terletak di pusat Kota Watampone.
8. Kompleks makam KalokkoE
Bangunan makam Raja Bone XIII La Maddaremmeng MatinroE ri
Bukaka dikenal sebagai raja yang sangat taat melaksanakan syariat Islam serta
beliau menciptakan Payung Kerajaan. Dan tampak juga bangunan Makam Raja Bone XVII
Bataritoja MatinroE ri TippuluE. Lokasi kompleks KElurahan Bukaka sekitar satu
kilometer dari pusat Kota Watampone.
9. Komplek Makam Petta PongawaE
Bangunan makam Abdul Hamid Baso Pangilingi Petta PonggawaE
adalah putra raja Bone XXXI Lapawawoi Karaeng Sigeri dan merupakan Panglima Perang
Kerajaan Bone yang gugur melawan BElanda pada tahun 1895-1905. Lokasi makam terletak
di Desa Matuju Kecamatan Awangpone 18 Kilometer dari Kota Watampone.
10. Makam Lapatu Matanna Tikka
Makam Raja Bone XVI Tahun 1696-1714, La Patau Matanna Tikka
MatinroE Ri Nagauleng merupakan putera dari hasil pernikahan We Mappolombombang
dan juga merupakan saudara kandung La Tenri Tatta (Arung Palakka) dengan Lapappokoi
Arung Timurung (turunan Raja Bone XIII LA Maddaremmeng MatinroE Ri Bukaka yang
beralokasi di Desa Nagauleng Kecamatan Cenrana kuang lebih 46 Kilo meter dari
kota Watampone.
11. Tugu Allamung PatuE
Tugu Allamung Patue merupakan tanda kesepakatan tiga kerajaan,
yaitu : Kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng yang inti kesepakatan adalah saling
mendukung apabila salah satu diantaranya kena musibah. Lokasi ini terletak di
Desa Telle KEcamatan Ajangale kurang lebih 65 Kilo meter dari Kota Watampone.
12. Makam Raja-raja Watang Lamuru
Raja-raja yang dimakamkan ditempat ini adalah para Arung
Lamuru yaitu We Tenri Baji (Datu Lamuru), We Tenri Bili (Datu LAmuru II, Ipammari
(Datu Lamuru XI), yang memerintah kerajaan dibawah naungan panji Kerajaan Bone.
Di tempat ini dimakamkan Colli PujiE (Datu Lamuru IX) yang pernah diusulkan
sebagai pahlawan nasional bidang penulisan sastra Laga Ligo pada tahun 2003. Lokasi
ini terletak di Kecamatan Lamuru kurang lebih 72 Kilometer dari Kota Watampone.
13. Makam Arung Palakka
Makam La Tenri Tatta Toappa Tunru Petta Malampe Gemme’na
Daeng Sultan Saaduddin Arung Palakka Matinroe Ri Bontoala merupakan raja Bone
XV putera dari Lapapopoi Arung Tanah Tenggah dengan We Tenri Ruwa matinroe ri Bantaeng
dan ia mempristrikan La Domai I Mangkawani (Turunan Bangsawan Gowa). Dalam masa
pemerintahannya tahun 1667-1696 ia berhasil mengaliri kehidupan dan kerjasama
antar kerajan Sulawesi melalui hasil tali temali perkawinan maupun kerajaan
lain seperti kerajaan Ternate, Buton di Pariaan. Lokasi makam ini terletak di Bontoala
Kabupaten Gowa kurang lebih 185 Kilometer dari kota Watamone.
14. Tanjung Palette
Kawasan objek wisata Tanjung Palette dapat dijumpai sejumlah
sarana rekreasi untuk hiburan umum. Sarana olahraga seperti kolam permandian, lapangan
tenis, sarana rekreasi memancing, bangunan penginapan dan sarana wisata bahari lainnya.
Dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dimasa depan telah direncanakan sejumlah
fasilitas yang merupakan pengembangan dan mendukung pariwisata daerah kabupaten
Bone. Lokasi ini terletak kurang lebih 12 kilometer dari kota Watampone.
15. Gua Janci (Tapak kaki Arung Palakka)
Gua ini dikisahkan bahwa La Tenri Tatta Arung Palakka pernah
berucap sumpah dan janji akan mengembalikan citra Kerajaan Bone dan mempersatukan
Kerajaan Bugis. Selain itu terdapat pula telapak kaki La Tenri Tatta Arung
Palakka sebagai bentuk sumpahnya terletak dipinggir pantai kapur kertas yang
curang dan tajam yang tidak terpisahkan dari kawasan wisata Ujung Pallette. Lokasi
ini terletak di Desa Mallari Kecamatan Awangpone kurng lebih 14 kilometer dari
Kota Watampone
16. Gua Mampu
Dala gua Mampu dikenal akan kendahan panoramanya, terdapat
sejumlah rupa bebatuan stalaktid dan stalakmid, juga dikenal legenda kutukan
mampu dengan sebutan Alebborenna o Mampu. Dimana akibat kutukan ini penduduk
dan hewan yang berada dalam wilayah kerajan Mampu seluruhnya menjadi batu yang
menyerupai mahlukmahluk hidup dalam gua. Lokasi ini terletak di Desa Cabbeng Kecamatan
Dua Boccoe sekitar 45 Kilometer dari Kota Watampone.
17. Permandian Waetuo
Ditempat ini memiliki 3 (tiga) kolam permandian masing-masing
untuk anak-anak dan dewasa merupakan kolam permandian alam dengan sumber mata
air. Lokasi ini terletak sekitar 97 kilometer dari Kota Watampone.
18. Permandian alam Taretta
Permandian alam Taretta terdapat tiga bak kolam renang
masing-masng untuk kolam anak-anak dan dewasa. Ditempat ini merupakan kolam air
dengan sumber air dari mata air Waemputtangnge. Lokasi ini terletak di Desa
Taretta KEcamatan Amali sekita 75 Kilometer dari Kota Watampone.
19. Permandian Alinge
Dikawasan ini terdapat 2 (dua) kolam renang masinh-masing
untuk anak-anak dan dewasa merupakan kolam permandian alam dengan sumber mata
air. Lokasi ini terletak di Desa Alinge KEcamatan Ulaweng sekita 80 Kilometer
dari Kota Watampone.
20. Pantai Ujung Pattiro (Cappa Ujung)
Di kawasan ini para wisatawan dapat menikmati panorama pantai,
terbenamnya matahari juga merupakan kawasan wisata bahari, agrowisata, dan pada
pesisir pantai memiliki fasilitas dermaga kapal nelayan serta pada musim
tertentu wisatawan dapat menikmati berbagai jenis buah-buahan seperti rambutan,
langsat, dan durian. Lokasi ini terletak sekitar 23 kilometer dari Kota
Watampone.
21. Pantai Pasir Putih Gareccing (Pantai Tete)
Kawasan ini sebagai tempat wisata bahari yang merupakan
kawasan wisata pantai pasir putih. Pada waktu tertentu difungsikan sebagai
kawasan pelatihan tempur TNI wilayah territorial Korem 141 Toddouli Wirabuana
Kabupaten Bone. Lokasi ini terletak di Kecamatan Tonra sekitar 67 kilometer
dari kota Watampone.
22. Bendungan Salomekko
Objek wisata bendungan Salomekko memiliki panorama alam yang
indah dikelilingi pegunungan. Kawasan wisata ini tersedia fasilitas rekreasi berupa
olahraga, ski, dan speed boat. Tempat rekreasi memancing perkemahan wisata juga
dapat dijadikan lomba perahu tradisional. Lokasi ini terletak di Kecamatan
Salomekko sekitar 56 kilometer dari Kota Watampone.
23. Air terjun Bontocani (Air terjun Pammusureng)
Air terjun Bontocani memiliki panorama alam ang indah dan disekitarnya
terdapat perkebunan cengkeh dan sejumlah pepohonan jati dan kapas. Merupakan ir
terjun bertingkat tujuh dan memiliki air jernih dan sangat ideal sebagai tujuan
wisata petualangan, olahraga dan panjat tebing. Lokasi ini terletak 107
kilometer dari kota Watampone.
24. Air terjun Baruttungnge
Air terjun Bartungnge merupakan air terjun dua tingkat
berada dalam kawasan hutan wisata yang berisikan panorama dan keindahan alam
tanaman jati da sejumlah jenis kera berbulu warna emas. Lokasi ini terletak di
KEcamatan Ulaweng kabupaten Bone.
25. Sumpang Labbu
Terowongan Sumpang Labbu merupakan salah satu pintu gerbang
masuk ke Kota Watampone arah dari Makassar Bone. Sumpang Labbu juga merupakan
objek wisata panorama alam berupa terowongan yang dibangun pada masa penjajahan
Belanda (VOC).[bp]
Ikuti Kami di: