Benda dan Alat Upacara Rambu Solo’ Toraja - Pelaksanaan upacara rambu solo’ terdapat beberapa benda atau alat upacara yaitu:
A. La’bo’ (Parang)
Pada pelaksanaan upacara rambu solo’ parang (la’bo’)
digunakan untuk menyembelih hewan (kerbau dan babi) yang dikurbankan oleh
keluarga, memotong bambu, dll.
B. Tallang (Bambu)
Masyarakat kelurahan Padangiring sampai pada saat ini masih
memanfaat sumber alam seperti bambu untuk kegiatan adat seperti upacara rambu
solo’. Pemanfaatan bambu selain digunakan untuk pembuatan pondok, dapat pula
digunakan untuk memasak daging babi dengan campuran sayur miyana, daun pepaya.
C. Bayu lotong (Baju
hitam)
Masyarakat Toraja apabila berada ditempat dukacita (kematian),
dominan menggunakan baju hitam. Warna hitam melambangkan kematian dan
kegelapan. Pakaian serba hitam (ma’lotonglotong) digunakan oleh keluarga yang
berduka juga para pelayat sebagai wujud dukacita karena kematian.
D. Sambu’ lotong
(Sarung Hitam)
Salah satu ciri khas berpakaian masyarakat Toraja yaitu menggunakan
sarung. Hal itu dapat dilihat apabila ada acara banyak orang tua baik kaum
bapak, kaum ibu maupun anak mudah menggunakan sarung (sambu). Pada upacara
rambu solo’ akan dijumpai masyarakat menggunakan sarung hitam (sambu’ lotong)
sebagai simbol ikut merasa dukacita. Penggunaan sarung bagi masyarakat Toraja
merupakan salah satu busana kehormatan yang mencerminkan nilai kesopanan.
E. Sepu’
Sepu merupakan tas khas Toraja, berbahan tenun tangan yang
dihiaskan manik-manik pada bagian ujung tas. Sepu digunakan oleh keluarga untuk
menyuguhkan sirih, kapur, pinang (kalosi), rokok maupun gula-gula kepada tamu yang
datang melayat.
F. Gayang
Gayang merupakan keris yang pada hulu dan sarungnya berbalut
emas, dipajang depan lakkian dan pondok penerimaan tambu (lantang kamrampoan).
Pada upacara rambu solo’ gayang dipasang menghadap kearah barat dan jumlah
harus genap, melambangkan laki-laki yang gagah mulia.
G. Kandaure
Kandaure merupakan hiasan yang dibuat dari manik-manik yang
melambangkan harga diri seseorang dan biasanya dipakai oleh wanita.
H. Tombi/Layo
Kain yang diikat pada bambu menyerupai sebuah bendera. Tombi
atau layo ini dibuat sesuai jumlah kerbau yang disumbangkan oleh keluarga yang meninggal.
J. Bombongan
Bombongan akan dibunyikan pada saat upacara dimulai ataupun pada saat upacara telahselesai.
K. Kaseda (Kain
merah)
Kaseda merupakan kain merah panjang yang digunakan pada saat
ma’pasonglo. Ma’pasonglo merupakan perarakan jenazah sekitar tempat pelaksanaan
upacara. Kaseda (kain merah) diikat pada saringan (usungan jenazah yang
menyerupai rumah adat Toraja) kemudian ditarik oleh keluarga, secara tidak
langsung tempat berlindung dari teriknya matahari.
L. Tedong (Kerbau)
Tedong (kerbau) hewan yang paling memiliki nilai, hewan
istimewa dikalangan masyarakat Toraja. Kerbau sebagai hewan utama dan keharusan
dalam pelaksanaan upacara rambu solo’. Tak heran apabila harga kerbau begitu
fantastis berkisar puluhan juta bahkan sampai ratusan juta.[bp]
Ikuti Kami di: