Makam Johanna Albertina van Affelen van Saemsfoort di Pasar Beringharjo Yogyakarta

Makam Johanna Albertina van Affelen van Saemsfoort di Pasar Beringharjo Yogyakarta - Johanna Albertina van Affelen van Saemsfoort. Sebuah b...

Makam Johanna Albertina van Affelen van Saemsfoort di Pasar Beringharjo Yogyakarta - Johanna Albertina van Affelen van Saemsfoort. Sebuah batu nisan yang tersandar sendirian di sudut Pasar Beringharjo Jogja menjadi saksi keberadaannya di masa lalu. Di Jogja Pasar Beringharjo saat ini adalah sebuah konsep dan pada zaman dahulu juga konsep Lodji ketjil dan jika sekarang menggabungkan kedua konsep tersebut, muncul sebuah kuburan tua yang sayangnya sudah tidak ada, satu-satunya yang meenjadi penanda adalah nisan Johanna Albertina yang meninggal swaktu masih bayi atau masih berumur 9 Bulan.

Siapakah Johanna Albertina? Mari kita lacak orang tuanya. Hubertus Gerardus van Affelen van Saemsfoort lahir pada tahun 1816 sebagai putra Hendrik Johannes van Affelen van Saemsfoort dan Johanna Wilhelmina Piel dan saksinya adalah Hubertus Gerardus Nahuis, baron dan itulah yang menjelaskan nama depan. 

Singkatnya, Hubertus Gerardus muda lahir, pergi ke sekolah, belajar perdagangan dan pergi bekerja dan menjadi kepala gereja dan diaken di usia selanjutnya. Dia menikah dengan Maria Helena van Groll dan pasangan ini menjalani kehidupan di Hindia Belanda yang bahagia pertama di Semarang dan kemudian di Jogja dan mereka memiliki banyak anak, sebagai berikut.

• Theodoor Christiaan, lahir Semarang 22-6-1860, dibaptis di Jogja 10-9-1866
• John Nicolaas, lahir Jogja 5-1-1863, dibaptis di Jogja 10-9-1866
• Adolf Louis, lahir Jogja 7-9-1864, dibaptis di Jogja 10-9-1866
• Johanna Albertina, Lahir 28-9-1865 dan meninggal 9-6-1866
• Geradus Nicolaas, lahir Jogja 11-12-1866, dibaptis di Jogja 15-3-1868
• Carel Anthonie, lahir Jogja 10-2-1868, dibaptis di Jogja 15-3-1868.

Nomor 6, Carel Anthonie kemudian menikah dengan Miss. Gay dari Inggris dan dia sedang beristirahat bersama istri dan putrinya yang lahir mati (kuburan keluarga) di pemakaman tua Peneleh Surabaya B2358, tetapi kuburan mereka rusak parah. Ia kemudian menjadi asisten residen Medan dan meninggal di Medan pada 22 September 1913.[bp]