Stasiun Gambir adalah salah satu stasiun kereta api utama yang terletak di Jakarta Pusat, Indonesia. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api paling sentral di Jakarta dan menjadi tempat pemberhentian kereta api jarak jauh dari berbagai jurusan seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan sebagainya. Selain itu, stasiun Gambir juga memiliki fasilitas yang cukup lengkap, termasuk area tunggu, kantin, toko oleh-oleh, dan layanan taksi. Stasiun Gambir juga merupakan stasiun yang penting bagi transportasi umum di Jakarta, karena terhubung dengan jaringan bus TransJakarta dan KRL (Kereta Rel Listrik).
Stasiun Gambir terletak di pusat kota
Jakarta dan dapat dijangkau dengan berbagai cara, antara lain:
- Kereta Rel Listrik (KRL): Anda dapat naik KRL jalur Commuter Line dan turun di Stasiun Gambir. Stasiun Gambir terletak di jalur KRL Bogor atau Bekasi, sehingga Anda dapat menaiki kereta dari stasiun-stasiun di sepanjang jalur tersebut.
- Bus: Anda dapat menaiki bus TransJakarta jalur 1 atau 2 yang berhenti di dekat Stasiun Gambir. Bus TransJakarta 1 memiliki rute Blok M - Kota, sedangkan bus TransJakarta 2 memiliki rute Pulogadung - Harmoni.
- Taksi atau mobil pribadi: Anda dapat naik taksi atau mobil pribadi ke Stasiun Gambir. Terdapat lahan parkir yang luas di stasiun ini, namun perlu diperhatikan bahwa lalu lintas di sekitar stasiun cukup padat.
- Angkutan umum: Anda juga dapat menaiki angkutan umum seperti angkot atau ojek online yang beroperasi di sekitar wilayah Jakarta Pusat.
Perlu diingat bahwa transportasi di Jakarta
dapat cukup padat dan terkadang terkena kemacetan, sehingga dianjurkan untuk
berangkat dengan waktu yang cukup dan menggunakan moda transportasi yang paling
nyaman dan efektif bagi Anda.
Stasiun Gambir memiliki beberapa
keistimewaan, antara lain:
- Lokasi yang strategis: Stasiun Gambir terletak di pusat kota Jakarta, sehingga mudah diakses dari berbagai penjuru kota. Selain itu, stasiun ini juga terhubung dengan jaringan transportasi umum seperti bus TransJakarta dan KRL, sehingga memudahkan perjalanan Anda ke berbagai destinasi di Jakarta.
- Fasilitas yang lengkap: Stasiun Gambir memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti area tunggu yang luas, kantin, toko oleh-oleh, ATM, musholla, dan layanan taksi. Fasilitas ini dapat membuat perjalanan Anda menjadi lebih nyaman dan mudah.
- Bangunan bersejarah: Stasiun Gambir memiliki bangunan yang bersejarah dan bernilai artistik tinggi. Bangunan stasiun ini dirancang oleh arsitek Belanda, Frans Johan Louwrens Ghijsels, dan dibangun pada tahun 1939. Bangunan stasiun ini memiliki gaya arsitektur Art Deco yang khas, dengan dekorasi khas zaman kolonial.
- Pengalaman bersejarah: Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, Stasiun Gambir juga menjadi saksi peristiwa sejarah penting di Indonesia, seperti upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dilakukan di dekat stasiun ini.
- Fasilitas penunjang: Stasiun Gambir memiliki fasilitas penunjang seperti hotel dan pusat perbelanjaan yang terletak di sekitar stasiun. Hal ini dapat memudahkan Anda dalam mencari akomodasi atau melakukan belanja selama di Jakarta.
Stasiun Gambir memiliki sejarah panjang
yang bermula pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Berikut adalah
rangkuman sejarah stasiun Gambir:
- Pada tahun 1839, Belanda membangun jalur kereta api pertama di Indonesia yang menghubungkan daerah Anyer di Banten dengan daerah Panarukan di Jawa Timur.
- Pada tahun 1887, Belanda membangun jalur kereta api yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor, dan dibangunlah stasiun-stasiun seperti Stasiun Batavia Zuid, Stasiun Meester Cornelis, dan Stasiun Buitenzorg (Bogor).
- Pada tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda memulai pembangunan Stasiun Gambir sebagai bagian dari program pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia. Nama "Gambir" diambil dari nama sebuah tumbuhan yang banyak terdapat di sekitar stasiun ini.
- Pada tahun 1939, Stasiun Gambir selesai dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Stasiun ini dirancang oleh arsitek Belanda, Frans Johan Louwrens Ghijsels, dengan gaya arsitektur Art Deco yang khas.
- Selama masa pendudukan Jepang, Stasiun Gambir digunakan sebagai markas tentara Jepang dan kemudian sebagai markas pemerintahan Jepang di Jakarta.
- Pada tanggal 17 Agustus 1945, Stasiun Gambir menjadi saksi sejarah ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di lapangan yang terletak di dekat stasiun.
- Setelah kemerdekaan Indonesia, Stasiun Gambir terus beroperasi sebagai stasiun kereta api utama di Jakarta dan menjadi saksi peristiwa sejarah penting, seperti konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan kunjungan Presiden Barack Obama pada tahun 2010.
Kini, Stasiun Gambir menjadi stasiun kereta
api paling sentral dan sibuk di Jakarta dan terus berperan penting dalam
transportasi dan sejarah Indonesia.
Saya tidak mengetahui apakah terjadi
kecelakaan yang terjadi di Stasiun Gambir pada saat tertentu karena terdapat
banyak kejadian di seluruh dunia dan saya hanya memiliki akses terbatas pada
data historis. Namun, sebagai stasiun kereta api yang sibuk dan banyak
digunakan oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya, Stasiun Gambir tidak luput
dari risiko kecelakaan atau insiden. Beberapa insiden yang pernah terjadi di
Stasiun Gambir antara lain adalah:
- Pada tahun 2013, terjadi kecelakaan di Stasiun Gambir yang melibatkan kereta api dan angkutan umum. Akibatnya, beberapa orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
- Pada tahun 2014, sebuah mobil truk menabrak pagar pembatas dan masuk ke dalam area Stasiun Gambir. Insiden ini mengakibatkan beberapa orang terluka dan kerusakan pada fasilitas stasiun.
- Pada tahun 2019, terjadi insiden kebakaran di sebuah gerbong kereta api di Stasiun Gambir. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Tentunya, pihak manajemen stasiun dan pihak
terkait selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di Stasiun
Gambir untuk mencegah terjadinya insiden atau kecelakaan yang tidak diinginkan.[BP]
Ikuti Kami di: