Bunker Penghadangan Peninggalan Jepang di Pattunuang Maros

Bunker Penghadangan Peninggalan Jepang di Pattunuang Maros - Bunker jepang banyak ditemukan di wilayah maros, salah satunya di jalan layang pattunuang Maros.  Bunker yang ditemukan di pattunuang maros ini berfungsi sebagai bunker penghadangan musuh yang melewati jalan poros maros bone. Bunker ini berbentuk segiempat dengan pintu masuk dan jendela pengamatan sekaligus tempat meletakkan senjata menghadap ke jalan. Luas bunker cukup memuat 2 sampai 3 orang.  Temuan bunker berada di lokasi jalan Layang Segmen Satu Pattunuang  Maros, di km. 20, di Kampung Pattunuang Asue Desa Samangki Kecamatan Simbang. Sepanjang jalur tersebut ditemukan 3 struktur buatan (bunker), temuan struktur menempati ruas jalan di ujung timur jalan layang dan terdampak langsung pembangunan jalan. Sekarang ini tepat berada dibawah jalan layang.

Bunker Kesatu

Berdasarkan posisi jendela bidik yang menempati dinding sisi utara, maka orientasi struktur dapat dinyatakan menghadap ke arah barat laut (323 ), tepat ke arah kelokan jalan menanjak yang membentuk huruf “S”. Sedangkan model denah adalah segi empat didasarkan pada bentuk denah ruang dalam (interior) struktur, sebab bagian luar struktur tidak membentuk sisi yang lurus atau tidak simetris dan cenderung tak beraturan. ketebalan dinding masing-masing sisi, termasuk bagian atas (atap) antara 50-100 cm. Ketebalan dinding yang konsisten hanya pada sisi utara atau depan diidentifikasi setebal 100 cm, dan dinding belakang (selatan) setebal 50 cm. Sedangkan sisi barat, timur, dan atap diidentifikasi setebal antara 70-120 cm. Ukuran ruang dalam adalah 305 cm x 231 cm dengan ketinggian 60-195 cm diukur dari permukaan tanah sedimentasi ke langit-langit beton.. Sedangkan berdasarkan pengukuran dengan mengambil bagian terluar dari masing-masing sisi, maka ukuran maksimal dari struktur ini adalah 484 cm x 456 cm dengan ketinggian struktur yang berhasil tampak di permukaan adalah antara 113 cm-275 cm.

Bahan penyusun struktur adalah cor beton dengan tulangan besi 14 mm, tersingkap di beberapa titik. Material beton tampak diisi dengan kerikil batu dengan berbagai ukuran, bahkan kerakal hingga bongkah dari berbagai jenis batuan. Pada bagian-bagian terluar, material beton tampak tidak sekompak dengan bagian dalam struktur, bahkan bongkah-bongkah batu sebagian besar melekat pada bagian-bagian terluar ini. Permukaan dinding dan langit-langit bagian dalam cukup halus, namun tetap memperlihatkan adanya bekas-bekas bekisting (papan mal). Hai ini menunjukkan bahwa pembentukannya dengan cara menuangkan campuran cor ke dalam cetakan.

Selain ruang dalam yang simetris, beberapa bagian struktur yang memperlihatkan adanya ciri khusus sebagai sarana pertahanan praktis adalah pada jendela bidik yang biasanya berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan senjata dan membidik sasaran. Jendela ini berukuran 55 cm x 30 cm pada bagian dalam, dan pada bagian luar berukuran 75 cm x 50 cm. Ukuran ini menunjukkan bahwa bukaan jendela melebar di bagian luar, yang mengindikasikan adanya upaya untuk memperluas cakupan pandang dan bidikan. Model jendela demikian diperlukan karena dengan ketebalan dinding yang mencapai 100 cm ini, jendela dengan bukaan normal mengakibatkan penyempitan pandangan ke arah samping, atas, dan bawah ke arah depan struktur. Diduga pula terdapat pintu di bagian belakang, sudut bagian timur struktur, namun sulit diidentifikasi lebih detail karena masih tertutup material tanah akibat pengerukan tebing. Berdasarkan ciri fisik yang ditemukan, maka struktur Bunker 1 ini memenuhi syarat sebagai Pillbox.

Bunker Kedua

Bunker ini berada sekitar 1 km di sebelah timur laut bunker 1, tepatnya pada Km. 21 dengan posisi tepat di tepi tebing jalan pada titik koordinat 05 03'02,2” LS dan 119 43'17,1” BT. Struktur ini masih utuh dengan denah segi empat tidak simetris dengan ukuran panjang sisi utara dan selatan 330 cm, namun dimensi lebar berbeda 304 cm pada sisi timur dan 295 cm pada sisi barat, dengan tinggi 90-200 cm di atas permukaan tanah yang miring. Dengan demikian, ukuran ruang dan kondisi bagian dalam bunker mengikuti, berukuran tidak simetris dengan dimensi panjang pada sisi utara dan selatan 204 cm, dan dimensi lebar pada sisi timur 200 cm dan sisi barat 133 cm dengan tinggi langit-langit dari permukaan tanah sedimen 84-125 cm. Ketebalan dinding struktur juga berbeda pada setiap sisi, yaitu 77 cm sisi barat, 47 cm sisi utara, 50 cm sisi timur, dan 48 cm pada sisi selatan, serta ketebalan bagian atas (langit-langit) adalah 70 cm.

Berdasarkan letak jendela bidik sebagai pedoman orientasi, maka arah hadap bunker ini barat laut. Posisi bunker saat ini menghadap ke tikungan jalan yang berada pada elevasi sekitar 6 meter di bawahnya, dan tidak berbeda dengan elevasi bunker 1 terhadap jalan lama di depannya.

Jendela bidik yang berada pada dinding sisi barat bunker berbentuk segi empat panjang dengan ukuran 84 cm x 52 cm di bagian dalam dan 46 cm x 30 cm di bagian luar dengan ketebalan dinding 77 cm. Dengan ukuran ini maka tampak bahwa ruang jendela melebar ke dalam, kebalikan dari model jendela bidik Bunker 1. Sementara pada dinding sisi timur (timur laut) terdapat pintu masuk ke dalam bunker, dengan posisi dekat sudut pertemuan dinding timur dan dinding utara. Pintu masuk ini berukuran lebar 69 cm x tinggi 108 cm, diukur dari permukaan tanah (bukan lantai) karena tidak dilakukan pengupasan sedimen. Di dekat sudut pertemuan dinding timur dengan dinding selatan terdapat lubang dengan penampang segi empat berukuran 7x5 cm, tembus ke bagian dalam bunker, tepat di bawah langit-langit. Permukaan dinding dan langit-langit di bagian dalam cukup halus dengan bekas-bekas papan cetakan beton masih tampak jelas. Permukaan bagian atas struktur ini dihampari dengan bolder-bolder batu kali dan terpasang secara permanen menyatu dengan beton. Berdasarkan ciri fisik yang ditemukan, maka struktur ini lebih tepat sebagai baterai.

Bunker Ketiga

Berada sekitar 15 meter di sebelah barat laut Bunker 2, atau posisinya hanya dipisahkan oleh jalan poros, dengan keletakan di sebelah barat laut jalan pada posisi 05 03'01,7” LS dan 119 43'16,1” BT. Struktur ini merupakan gua alam yang bagian dalamnya dimodifikasi membentuk ruang segi empat berukuran 150 cm x 160 cm dengan ketinggian langit-langit 140 cm dari permukaan lantai alami gua. Jendela bidik berbentuk segi empat dengan ukuran bagian dalam 56 cm x 42 cm. Lubang ventilasi berpenampang segi empat berukuran 14 cm x 14 cm ini mengarah ke atas agak condong ke arah barat sepanjang 119 cm, dan bagian atasnya telah tertutup dengan material batuan. Satusatunya bagian yang memperlihatkan adanya struktur artifisial dari luar adalah dinding sisi utara (barat laut) sebagai bagian depan tempat jendela bidik berada, dan bagian beton artifisial lainnya hanya dapat dilihat dari bagian dalam bunker. Arah hadap berdasarkan keletakan jendela bidik adalah barat dan dilengkapi dengan pintu masuk yang tidak dibentuk secara khusus karena mulut dan lorong gua merupakan akses satu-satunya. Akses untuk memasuki bunker dari arah tenggara atau dari arah jalan poros dengan menuruni permukaan lereng cukup terjal, sejauh sekitar 10 meter hingga mulut gua alam yang posisinya mengikuti kelerengan permukaan lahan. Dari mulut gua, tidak tampak adanya indikasi struktur artifisial hingga sekitar 3 meter memasuki ruang gua yang permukaannya menurun. Setelah mencapai lantai ruang gua yang rata, tampak interior bunker tidak berbeda dengan interior bunker pada umumnya, tidak ada kesan bahwa bunker berada dalam gua alam.[bp]