Sejarah PDI Perjuangan Memakai Lambang Kepala Banteng - Dulu partai semua lambangnya dari lambang lima sila di perisai Garuda. PPP bintang (sekarang Ka'bah), Golkar pohon Beringin, dan PDI kepala banteng. Jika ditelusuri sebelumnya, PNI yang menjadi cikal bakal PDI juga memiliki simbol kepala banteng. Saat Suryadi mengkudeta Megawati dengan dukungan pemerintah Orba, Mega membentuk PDIP, dan logonya menjadi banteng bermata merah.
Semuanya berakar dari pendirian Perhimpunan
Hindia atau Perhimpunan Indonesia (PI), organisasi mahasiswa/i Indonesia yang
sedang melakukan studi di Belanda dan didirikan pada tahun 1908 oleh Soetan
Kasajangan Soripada serta koleganya yaitu R. M. Noto Soeroto. PI sendiri
awalnya bukan lain sebatas komunitas budaya saja, yang di mana aktivitasnya
tidak jauh dari berdansa sampai dengan mengumpulkan para keturunan Indonesia
dalam suatu acara. Baru beberapa tahun kemudian, pasca bergabungnya Cipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, organisasi satu ini mulai bergerak
pada aktivisme politik dalam perjuangan bangsa Indonesia. Karena perubahan arah
ini lah, Perhimpunan Indonesia perlahan - lahan berkembang pesat dan mulai
bersuara tentang pergerakan nasional khususnya pada dekade 1920'an. Pada waktu
yang bersamaan kebetulan juga Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)
pada tahun 1927, partai yang di mana merupakan salah satu pondasi dari Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). PNI kemudian terinspirasi dari logo PI,
turut mengadopsi banteng sebagai simbol mereka meskipun bedanya tidak
menggunakan bendera Indonesia sebagai latar belakang bantengnya.
Sebenarnya ada alternatif hewan lain yaitu
kerbau, namun Soekarno enggan menggunakan kerbau karena dalam pandangannya
kerbau merupakan hewan yang cenderung menampilkan kelunakan bangsa Indonesia
dalam melawan penjajahan. Baginya banteng jauh lebih masuk akal karena dianggap
lebih berani serta sigap, otomatis banteng menjadi pondasi dasar dari haluan
politik nasionalis. Uniknya pada tahun 1939, Kongres Rakyat yang digelar sempat
mengusulkan bahwa bendera Indonesia ada baiknya mengikuti seperti lambang PI
namun karena perdebatan muncul maka usulan ini tidak pernah berhasil
direalisasikan. Kembali berbicara tentang PNI, karena pada masa Orde Baru ada
pandangan khususnya dari Soeharto selaku sang presiden bahwa jumlah anggota
partisipasi partai terlalu banyak maka kemudian diadakan merger beberapa partai
khususnya yang berhaluan nasionalisme serta non-Islam pada tahun 1973. Beberapa
partai yang saya maksud ini bukan lain adalah Partai Nasional Indonesia (PNI),
Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), serta Partai Katolik.
Dengan itu dari sini resmi berdiri partai baru yang bernama Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) pada tanggal 10 Januari 1973.
Dikarenakan PNI pada dasarnya merupakan
pondasi terbesar dari PDI serta filosofi lambang banteng yang berisikan
pandangan nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme, maka diputuskan untuk
mempertahankan banteng sebagai simbol utama dari partai baru ini. PDI kemudian
bertahan selama beberapa waktu sebelum pada akhirnya mengalami konflik
internal, yang di mana faksi Megawati Sukarnoputri berhadapan dengan faksi Budi
Harjono. Pertikaian demi pertikaian terjadi sehingga pada akhirnya banyak suara
pendukung PDI, yang mayoritas mendukung Megawati, kemudian berpindah haluan
mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada saat pemilihan legislatif
tahun 1997 dihelat. Sontak guncangan pun terjadi dan PDI yang maju pada saat
itu hanya mampu mendapatkan sekitar 3% total suara saja dibandingkan dengan PPP
yang mampu mendapatkan sekitar 22% total suara. Tidak butuh waktu lama untuk
membuat Megawati mendirikan partainya sendiri, pada Oktober 1998 dirinya
mendirikan PDI-P tepat setelah kejatuhan Soeharto. Karena PDI-P ditujukan untuk
membedakan posisinya dari PDI, maka identitas seperti logo partai juga
diperbaharui. Meskipun sama - sama mengadopsi banteng, namun perbedaannya adalah
PDI-P mengadopsi desain banteng yang tampak marah dan bermoncong putih.
Logo PDI-P yang ikonik dan kerap kali
dijadikan bahan pembicaraan ini didesain oleh sosok mantan musisi progressive
rock, pengusaha, serta politikus bernama Triawan Munaf. Pasca tidak lagi aktif
bermusik, Munaf mendirikan jasa periklanan pada tahun 1989 dan salah satu
kliennya adalah PDI-P yang membutuhkan logo baru sebagai identitas kebanggaan
partai. Untuk maknanya sendiri saya menemukan beberapa poin yang silahkan anda
nilai sendiri realisasinya seperti apa: Banteng dengan tanduk yang kekar
melambangkan kekuatan rakyat dan selalu memperjuangkan kepentingan rakyat. Warna
dasar merah melambangkan berani mengambil resiko dalam memperjuangkan kebenaran
dan keadilan untuk rakyat Mata merah dengan pandangan tajam melambangkan selalu
waspada terhadap ancaman dalam berjuang Moncong putih melambangkan dapat
dipercaya dan berkomitmen dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran Lingkaran
merah melambangkan tekad yang bulat dan perjuangan yang terus menerus tanpa
terputus.
Jadi kira - kira kurang lebih seperti
itulah sejarah singkat beserta penjelasannya tentang logo PDI-P yang sekarang
turut dijadikan bahan bercandaan di internet. Uniknya bercandaan seperti
julukan "banteng merah" itu sebenarnya agak tidak tepat mengingat
bantengnya sendiri berwarna hitam, mengadopsi warna dari hewan aslinya yang
bukan lain adalah banteng Jawa (Bos javanicus javanicus).(sumber Quora)
Ikuti Kami di: