Gunung Bawakaraeng, salah satu gunung bersejarah di Sulawesi Selatan, telah lama menjadi tujuan para pendaki dan peneliti. Namun, catatan vi...
Gunung Bawakaraeng, salah satu gunung bersejarah di Sulawesi Selatan, telah lama menjadi tujuan para pendaki dan peneliti. Namun, catatan visual pertama mengenai pendakian gunung ini baru muncul pada tahun 1932, saat seorang peneliti Belanda, A.A. Cense, bersama rombongannya berhasil mencapai puncak dan mendokumentasikan perjalanan mereka dalam foto-foto yang berharga.
Siapa A.A. Cense?
A.A. Cense adalah seorang peneliti Belanda yang dikenal atas kontribusinya dalam studi bahasa dan budaya di Hindia Belanda, khususnya di Sulawesi. Selain meneliti linguistik dan manuskrip kuno, Cense juga melakukan perjalanan eksploratif ke berbagai wilayah, termasuk pegunungan Sulawesi Selatan. Perjalanannya ke Gunung Bawakaraeng pada tahun 1932 menjadi salah satu ekspedisi ilmiah yang penting, tidak hanya dari segi eksplorasi geografis tetapi juga dalam dokumentasi sejarah pendakian di wilayah tersebut.
Pendakian Bersejarah ke Gunung Bawakaraeng
Pada tahun 1932, A.A. Cense bersama rombongannya melakukan perjalanan ke Gunung Bawakaraeng. Dalam ekspedisi ini, mereka berhasil mendaki hingga ke puncak dan mengabadikan momen tersebut dalam foto-foto yang hingga kini menjadi bukti dokumentasi pertama dari pendakian gunung tersebut. Perjalanan ini kemungkinan besar dilakukan dalam rangka eksplorasi ilmiah dan pemetaan wilayah, mengingat ketertarikan Cense terhadap aspek budaya dan geografi Sulawesi.
Dokumentasi pendakian Cense ini menjadi sangat penting karena sebelumnya tidak ada bukti visual atau catatan tertulis yang menggambarkan perjalanan menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Foto-foto yang diambil oleh timnya memberikan gambaran tentang kondisi alam gunung tersebut pada awal abad ke-20 serta jalur yang mereka tempuh untuk mencapai puncaknya.
Gunung Bawakaraeng dalam Sejarah dan Budaya
Gunung Bawakaraeng memiliki makna spiritual dan historis bagi masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya bagi suku Makassar dan Bugis. Gunung ini sering dikaitkan dengan perjalanan spiritual dan ritual tertentu, termasuk dalam tradisi kepercayaan masyarakat setempat. Pendakian yang dilakukan oleh Cense dan timnya pada tahun 1932 menambah dimensi baru dalam sejarah gunung ini, yaitu sebagai objek eksplorasi ilmiah di era kolonial.
Hingga kini, Gunung Bawakaraeng tetap menjadi salah satu destinasi favorit para pendaki di Indonesia. Selain menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, gunung ini juga menyimpan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri, salah satunya adalah pendakian pertama yang terdokumentasi oleh A.A. Cense hampir satu abad yang lalu.
Pendakian pertama Gunung Bawakaraeng yang terekam dalam foto adalah ekspedisi A.A. Cense pada tahun 1932. Dokumentasi ini menjadi bukti awal bahwa gunung tersebut telah dijelajahi oleh peneliti asing di era kolonial. Sejarah ini menambah kekayaan narasi Gunung Bawakaraeng, tidak hanya sebagai tempat dengan nilai spiritual bagi masyarakat lokal tetapi juga sebagai bagian dari sejarah eksplorasi ilmiah di Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya dunia pendakian dan eksplorasi alam, kisah perjalanan A.A. Cense ini menjadi inspirasi bagi para petualang masa kini untuk terus menjelajahi dan menjaga kelestarian gunung-gunung di Indonesia.
Berikut Foto-Fotonya:
Gadis-gadis di Laag selama pendakian Bawakaraeng ditemani A.A. Cense, asisten residen Ch. Ter Laag, gadis Ter Laag, J. Hueting dan A.J. dari Ailly.
Pendakian Bawakaraeng oleh A.A. Cense (berdiri 1 dari kiri) ditemani, antara lain, asisten residen Ch. Ter Laag, gadis Ter Laag, J. Hueting dan A.J. dari Ailly
Beristirahat selama pendakian Bawakaraeng oleh A.A. Cense ditemani oleh, antara lain, asisten residen Ch. Ter Laag, gadis Ter Laag, J. Hueting dan A.J. dari Ailly
Beklimming van de Bawakaraeng door A.A. Cense in gezelschap van o.a. assistent-resident Ch. ter Laag, meisjes Ter Laag, J. Hueting en A.J. d'Ailly
COMMENTS